Pengalaman saya sholat tarawih di
masjid Baiturahman Cinere tepatnya hari kamis tanggal dua juli 2015, lokasi
masjid ini berada di turunan arah gandul, masjid ini sudah yang ke 2 kalinya
saya mampir selama bulan Ramadhan dua tahun lalu. Sengaja saya meluangkan waktu
untuk sholat isya dan tarawih takut kebablasan kalau-kalau Taraweh dirumah,
pikir saya saat itu,
Sesampainya di dalam masjid, ceramah
sudah di mulai, saya langsung melaksanakan sholat isya, setelah sholat isya
saya mendengarkan dengan seksama ceramah yang di sampaikan oleh sang ustadz,
seperti kebiasaan saya saat ini, ketika ada yang berceramah saya sempatkan
menulis poin - poin yang di sampaikan oleh sang ustadz, mukadimah cermah yang
saya ingat, ustadz tersebut bercerita, kepergiannya ke malaysia tahun lalu
(2014) atas undangan Perdana Meteri Malaysia untuk mengisi seminar keislaman,
sesudah sang ustadz mengisi seminar.
Malamnya sang ustadz di undang makan
oleh Perdana Menteri Malaysia, dalam jamuan makan tersebut sang ustadz terpaku
dengan sosok laki-laki tua berpakaian koko (baju taqwa), yang dia kenal, selama
ini laki-laki tersebut Familiar wajah nya sering muncul pada tanggal 25
Desember setiap tahun, dan jamaah juga mengenalnya ujar sang ustad, sang
ustadzpun memberanikan diri menyapa laki-laki tua tadi yang sedang menemani
anaknya berusia 7th. “Are You Sri Paus Benedictus ??” sapa sang ustadz, “yes
I'am Al Ustadz Benedictus”, jawab sang laki-laki tua tadi. Saya langsung
merangkul laki-laki tersebut dan laki-laki tua itupun merangkul saya, seperti
seorang santri yang sudah lama berpisah tidak ketemu sang guru.
Sang Paus menceritakan Dia
bersyahadat pada tahun 2005 di saksi kan presiden Turki Abdullah Gul, sang Paus
bercerita Saya masuk islam awalnya bukan karena Al Qur’an, tetapi karena saya
membaca Kitab Inzil sampai hatam, dalam Kitab Inzil, Setiap para pengembala
kuncup dagingnya di potong, kami menuduh orang islam kafir karena tidak
mengikuti perintah tuhan, kami baca kejadian Kejadian 17:9-14, saya semakin galau,
ketika 2008, dia masih memimpin misa dan dia membacakan syahadat pada misa
tersebut. Hingga akirnya pihak dewan gereja menarik pelan-pelan atas tindakan
Sri Paus Benedictus. Dia cerita, saya baca kitab yahudi, saya makin galau,
ketika saya mendengar seorang anak kecil membaca iza syamsu kuwirot, diamanpun
di dunia semua sama dengan bacaan ayat tersebut, berbeda dengan kitab kami.
Sang Paus Melanjutkan ceritanya,
tidak mungkin saya tidak berzinah,para biarawati masuk kekamar saya, saya
zinahi, sudah banyak anak biollogis saya bertebaran entah kemana,setelah saya
masuk islam saya cari biarawati yang sering masuk kamar saya, saya nikahi dia,
saya nikahi 4 biarawati yang sering masuk kekamar saya. Saya ingin meninggal
seperti sahabat sahabat Rosul, saya ingin mengikuti sunah rosul seperi makan
min 7 kali kunya, tidak bersamaan meminum susu dan makan ikan.
Sang Ustadz mengakhiri cermahnya,
bahwa media tidal berani mengexpos karena tekanan begitu besar, lewat masjid
saya sampaikan, jangan sampai teman kita saudara kita masuk nasrani, ada
petinggi besar yang menjadi contoh...
sayangnya saya lupa menanyakan nama
sang Ustad,
Cerita saya di amini oleh seorang
mantan pendeta yang becerita tentang masuknya Sang Paus kedalam Islam,
Dengarkan cermah mantan sang pendeta
di menit ke 46:20..