Rabu, 09 November 2016
Pak Polisi kenapa harus ada jatuh korban ?
4 November 2016, saya memang sudah siap-siap bergabung dengan teman-teman menghadiri undangan ulama untuk sholat jumat berjama'ah di istiqlal, dilanjutkan dengan long march menuju istana, tujuan cuma satu, meminta penista agama segera diadili, sebenarnya saya berangkat ingin langsung menuju lokasi, namun karena ada keperluan yang mendadak dengan dengan seorang Kyai , akhir saya belokan motor saya menuju pesantren kyai tersebut. Ternyata sang kyai sudah siap-menuju lokasi istiqlal, akhir saya satu mobil menuju istiqlal bersama beliau, namun kami tidak menuju istiqlal, kami menuju kediaman habib kwitang, di lokasi kediaman habib, sudah banyak jamaah yang datang dari berbagai penjuru indonesia, kami pun sholat jumat berjamaah, selepas sholat jum'at, kami beramai-ramai menuju istana, jalur yang kami lalui lewat tugu tani, di depan kedutaan besar AS, kami di sambut polwan-polwan cantik berjilbab sambil membagikan air meneral kepada kami. Begitu banyak jamaah, alhamdulillah begitu tertib, ada peserta demo yang membawa kantong sampah sambil mengingatkan akan kebersihan, ada juga laskar FPI yang menegor dengan santun untuk tidak menginjak rumput, malah ada teriak "awas nanti masuk mitro tipi kalau merusak tanaman" Iring-iringan mobil ustadz arifin menyejukan kami, menyusul mobil habib riziq sambil menyanyikan lagu panggilan zihad, suasana cukup terkendali hingga menjelang magrib, masapun berangsur membubarkan diri, ada yang masih bertahan di depan istana, karena masih menunggu informasi pertemuan ustadz bahtiar nasir dengan wakil presiden RI. Namun menjelang isya, tiba tiba begitu cepat kejadian itu, ada provokator dengan rambut cepak mencoba memprovokasi, dari dorong-dorong kecil, provokator seperti terorganisir membawa bambu, barisan FPI memblokade polri, untuk keamanan, HMI terpancing, akhir polisi pun menembakkan gas air mata, namun bukan hanya ke provokator, tetapi keseluruh pendemo yang sedang duduk santai di depan istana, tembakan yg membabi buta, dan kebetulan ada Pak Kapolri, pak kapolri sempat kaget, berteriak dengan pengerah suara, " hentikan tembakan", tetapi tidak di gubris oleh anak buahnya, ini Aksi damai berubah bencana, pak polisi kenapa engkau muntahkan gas air mata, pak polisi provokator itu mudah engkau tangkap, pak polisi tolong jangan anarkis, mana polisi dengan slogan. melindungi, mengayomi dan melayani masyarakat. Seruan ustadz untuk tetap tenang, menandakan kami tidak melawan, padahal jumlah kami lebih banyak dari Polisi, andaikata para ustadz berteriak Zihad dan lawan apa yang akan terjadi Pak Polisi ? Jangan lantaran batas waktu demo sudah habis, engkau anggap murah nyawa seorang manusia, Pak Kapolri ada PR baru, tolong usut provokator itu. 4 November 2016 Bukan lelucon lebaran kuda..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar