Rabu, 19 Agustus 2015

Jangan cium tangan saya seperti itu..



Sudah berapa kali tangan saya di cium bolak balik layaknya seorang ustadz, padahal casingnya aja pakai kopiah warna putih, berbaju koko, berjenggot seperti ustadz, dalamnya masih banyak khilafnya apalagi kalau lihat pramugari pesawat 'wings air' jauh dari pribadi ustadz hehehe, lirik pramugari dulu akhh..

Selepas ceramah di pedalaman kalimantan, biasanya para jama'ah mendekati ustadz kondang yang saya bawa dari jakarta, saat itu saya mendampingi ustadz Ahmad Ihsan, di raihnya tangan saya kemudian di cium bolak balik tangan saya..mereka pikir saya juga seorang Ustadz yang biasa mengisi tausih di depan para jama'ah.

Mencium tangan sah sah saja, namun jika berlebihan akan lebih baik jika di berlakukan untuk orang tua kita di rumah. Terkadang kita lupa memperlakukan orang tua layaknya seorang ustadz, padahal sejatinya keramat orang tua lebih utama di bandingkan keramat para guru, wali atau kiyai, walaupun budaya masyarakat kita mencium tangan para ulama bukan saja penghormatan tetapi mengambil berkah orang yang berilmu atau istilah santrinya tabbaruk, tetapi jangan melupakan keberkahan orang tua melebihi keberkahan para para alim ulama.
Jangankan mencium tangan orang tua, baru 10 cm dekat hidung aja sudah di lepas, apalagi anak sekarang cium tangan bukan lagi di hidung, tapi di pipi, di jidad, pertanda pergeseran budaya. Ini penting karena cium tangan tidak hanya menanamkan rasa cinta kepada orang tua, ternyata budaya ini merupakan sebagai tanda hormat dan terima kasih anak kepada orang tua. Budaya ini tidak hanya dilakukan oleh anak kepada orang tua, akan tetapi dilakukan juga oleh istri kepada suaminya. Baik saat istri yang mau pergi berpamitan kepada suaminya atau sebaliknya.
Satu diantara kisah sukses yang memuliakan orang tua adalah, ustadz al habsy, ustadz asal palembang ini, sejak kecil sudah taat dan patuhnya kepada orang tua,  Suatu ketika Ustadz Al-Habsy menanyakan cara sukses kepada paman sekaligus gurunya di pesantren, kebetulan namanya juga sama Ustadz Ahmad Al-Habsy. Guru dan paman Ustadz Ahmad memberi amalan yang memang sudah dia amalkan dan menghasilkan kesuksesan dalam kehidupan. Amalan itu adalah, ketika Guru Ahmad Al-Habsy mendapatkan amplop ketika selesai berdakwah, beliau membagikan dulu separuh isinya kepada surga yang ada di rumah. Siapa surga yang ada di rumah? Orangtua. Hingga akhirnya, Guru Ahmad menjadi seperti yang Ustadz Al-Habsy saat ini.

Masih ada kesempatan untuk ber bakti kepada orang tua. Rawat, jaga, hormati dan jangan sakiti hatinya, layaknya engkau menghormati para ustadz yang engkau cium tangan bolak balik..karena orang tua adalah jimat kesuksesan anda..

By Irvan Gading


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

summer collection