Saya masih sangsi dengan keimanan
umat islam di Indonesia yang mayoritas, kelihatannya saja banyak, padahal
kenyataanya minoritas, coba tengok masjid di waktu subuh, paling cuma sebaris,
atau malah hanya imam dan karpet saja, banyaknya umat islam cuma di moment
tertentu, seperti lebaran, ramadhan, atau pilkada, semua berubah menjadi santun
dan islami, yang perempuan tiba-tiba berjilbab rapat, yang laki-laki tiba-tiba
bersorban putih. Sebagian masyarakat muslim terpanah, dengan sopan santun dan
gaya berpakain mereka, menjelang pilkada kaum non muslimpun ikutan, bersorban
putih, berpeci hitam, masuk keluar masjid, santuni banyak pesantren, berpidato
diatas mimbar seperti seorang ustadz di depan jamaahnya, lagi-lagi umat islam
terpanah sama mereka, dengan iming-iming perubahan lebih baik.
Mereka lebih mendengar sordus
(sorban dusta), di banding ulama yang sebenarnya, saya membaca status teman
saya di FB, "ayuu dukung paslon nomor nganu, untuk Jakarta sorga
dunia", waduh setahu saya dia muslim, tapi dia memilih sorga dunia
dibandingkan sorga akherat, bukan berarti paslon yang lain pasti masuk sorga di
akherat nanti, tetapi ada ulama yang mengingatkan, akan manfaat dan mudorat
dari masing-masing pasangan, ini yang namanya sami'na wa atho'na, sudah di
ingatkan oleh ustadz, ehh ustadz malah di bully, edan tenan, kalian lebih
percaya Sordus yaa, di bandingkan ulama ??? wajar saja sebagian umat islam,
jadi kesetnya para sordus.
Ketika seorang pendeta, mengarahkan
jamaahnya untuk memilih pasangan nganu, sebagai gubernur pada pilkada 2017, itu
hal yang lumrah, jamaahnya ikut memilih nganu, berarti jaamaahnya adalah jaamaah
yang taat, karena memilih seiman, bagi mereka adalah hal yang bisa di fahami
secara psikologis.
Bukan saya merasa paling benar dalam
memilih, tapi ada rujukan dalam kitab saya, bagaimana memilih pemimpin, ini
yang namanya sentimen keimanan. Kalian sensitif dengan tulisan ini, saya juga
sensi dengan tulisan kalian yang mendukung nganu..
Semoga Rezeki kalian satumilyar perbulan
Semoga Alloh buka pintu hidayah untuk kita semua
Sawangan 9 februari 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar