Kemaren saya menulis artikel dengan
judul "Budaya berhutang"
Artikel kali ini masih ada kaitanya
dengan yang namanya Hutang.
Rabu tanggal 8 Juli ini saya
kedapatan bertugas menjadi petugas piket panitia zakat di masjid dekat rumah
orang tua saya, walaupun sekarang aga jauh dari kediaman rumah saya, saya asyik
asyik aja menerima tugas ini, hitung – hitung bersiraturahim dengan saudara
saudara saya di masjid, kali ini saya bertugas dengan teman dan masih kerabat
dari ayah saya, saya datang selesai sholat juhur, ternya sahabat piket
saya belum datang.
Menjelang magrib sahabat saya baru
muncul batang hidungnya, saya pun
menyapa kemana aja luhh dari pagi baru nongol sekarang, dia hanya tersenyum, tidak
lama sahabat saya datang azan magrib
berkumandang, kami berbuka masing-masing, setelah berbuka kami sholat magrib
berjamaah.
Setelah selesai sholat magrib,
sahabat saya menarik saya keatas lantai dua, dia ingin berkeluh kesah tentang
kehidupan ekonomi dan kelurganya, dia mengawali ceritanya, bahwa hutang dia
ratusan juta akibat hutang tersebut, dia dikejar kejar pemberi hutang, istri
minta pisah “dengan tanda kutip”, kerjaan yang tidak menentu, dll.
Saya menanyakan kenapa bisa
membengkak hingga ratusan juta ?? dari
kisahnya, sahabat saya ini menyelesaikan masalah dengan masalah, dia terlu
berani mengambil sebuah resiko bisnis dari sebuah hutang, sahabat saya berani
menggadaikan mobil rental untuk sebuah jaminan mendapatkan pinjaman, ketika
jatuh tempo untuk membayaar rental tersebut, bisnis tidak berjalan, al hasil
tagihan rental terus membengkak, dan ini berulang – ulang hingga 6 bulan
berjalan.
Saya hanya bilang ke sahabat saya
stop cara elo menyelesaikan masalah denga hutang baru.
Saya pun pernah demikian ketika saya
tidak mampu membayar hutang KTA untuk bisnis pulsa, saya mengajukan proposal
bisnis ke Pa Haji sang Investor, ketika dananya dapat, saya tutupi untuk
membayar hutang KTA, bukan saya gunkan
untuk bisnis pulsa tersebut, dan ketika bisnis pulsa tidak berjalan, sayapun
tidak dapat menjalakan kewajiban membayar hutang saya ke Pa Haji, masih ada
hutang kartu kredit, hutang motor kredit, pada akhir saya mengangkat bendera
putih, saya menghadap ke Pa Haji dan saya bilang, binisnya bangkrut, beri saya
waktu untuk melunasi hutang pa Haji, dan bersyukur 4 tahun saya baru dapat
melunasi Hutang saya dengan Pa Haji tersebut.
Saya hanya menyarakan ke sahabat saya, jangan mencari hutang baru
untuk menutupi hutang lama, itu sama saja menutup lobang dan menggali kuburan,
coba perbaiki hungungan dengan Istri,
cari kerjaan yang tetap terlebih dahulu seperti gabung dengan Gojek yang
fenomenal saat ini, kalau rajin saja bergabung dengan gojek sebulan akan dapat
5 - 6 juta sudah ada bukti teman ojek saya berpenghasilan 6 juta perbulan dari
haji Gojek, dan bagi hasil ngojek tersebut dengan menyicil hutang dan bersedeka..
minta do’a orang tua Insha Alloh di permudah..
Jangan Pernah berhutang untuk memulai
sebuah bisnis baru, apalagi memulai
sebuah bisnis dari KTA, Kartu Kredit atau Anda akan masuk perangkap tikus..
Kadang kadang hutang membuat dunia
terasa sempit sesempit kontrakan petak yang pernah saya tempati dulu…
Salam Untuk Pejuang Kehidupan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar