Sabtu, 11 Juli 2015

Gara-gara Hutang

Kemaren saya menulis artikel dengan judul "Budaya berhutang"
Artikel kali ini masih ada kaitanya dengan yang namanya Hutang.
Rabu tanggal 8 Juli ini saya kedapatan bertugas menjadi petugas piket panitia zakat di masjid dekat rumah orang tua saya, walaupun sekarang aga jauh dari kediaman rumah saya, saya asyik asyik aja menerima tugas ini, hitung – hitung bersiraturahim dengan saudara saudara saya di masjid, kali ini saya bertugas dengan teman dan masih kerabat dari ayah saya, saya datang selesai sholat juhur, ternya sahabat piket saya  belum datang.
Menjelang magrib sahabat saya baru muncul batang hidungnya,  saya pun menyapa kemana aja luhh dari pagi baru nongol sekarang, dia hanya tersenyum, tidak lama sahabat saya datang  azan magrib berkumandang, kami berbuka masing-masing, setelah berbuka kami sholat magrib berjamaah.
Setelah selesai sholat magrib, sahabat saya menarik saya keatas lantai dua, dia ingin berkeluh kesah tentang kehidupan ekonomi dan kelurganya, dia mengawali ceritanya, bahwa hutang dia ratusan juta akibat hutang tersebut, dia dikejar kejar pemberi hutang, istri minta pisah “dengan tanda kutip”, kerjaan yang tidak menentu, dll.
Saya menanyakan kenapa bisa membengkak hingga ratusan juta ??  dari kisahnya, sahabat saya ini menyelesaikan masalah dengan masalah, dia terlu berani mengambil sebuah resiko bisnis dari sebuah hutang, sahabat saya berani menggadaikan mobil rental untuk sebuah jaminan mendapatkan pinjaman, ketika jatuh tempo untuk membayaar rental tersebut, bisnis tidak berjalan, al hasil tagihan rental terus membengkak, dan ini berulang – ulang hingga 6 bulan berjalan.
Saya hanya bilang ke sahabat saya stop cara elo menyelesaikan masalah denga hutang baru.
Saya pun pernah demikian ketika saya tidak mampu membayar hutang KTA untuk bisnis pulsa, saya mengajukan proposal bisnis ke Pa Haji sang Investor, ketika dananya dapat, saya tutupi untuk membayar hutang KTA,  bukan saya gunkan untuk bisnis pulsa tersebut, dan ketika bisnis pulsa tidak berjalan, sayapun tidak dapat menjalakan kewajiban membayar hutang saya ke Pa Haji, masih ada hutang kartu kredit, hutang motor kredit, pada akhir saya mengangkat bendera putih, saya menghadap ke Pa Haji dan saya bilang, binisnya bangkrut, beri saya waktu untuk melunasi hutang pa Haji, dan bersyukur 4 tahun saya baru dapat melunasi Hutang saya dengan Pa Haji tersebut.
Saya hanya menyarakan  ke sahabat saya, jangan mencari hutang baru untuk menutupi hutang lama, itu sama saja menutup lobang dan menggali kuburan, coba perbaiki hungungan dengan Istri,  cari kerjaan yang tetap terlebih dahulu seperti gabung dengan Gojek yang fenomenal saat ini, kalau rajin saja bergabung dengan gojek sebulan akan dapat 5 - 6 juta sudah ada bukti teman ojek saya berpenghasilan 6 juta perbulan dari haji Gojek, dan bagi hasil ngojek tersebut dengan menyicil hutang dan bersedeka.. minta do’a orang tua Insha Alloh di permudah..
    
Jangan Pernah berhutang untuk memulai sebuah bisnis baru,  apalagi memulai sebuah bisnis dari KTA, Kartu Kredit atau Anda akan masuk perangkap tikus..
Kadang kadang hutang membuat dunia terasa sempit sesempit kontrakan petak yang pernah saya tempati dulu…

Salam Untuk Pejuang Kehidupan..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

summer collection