Lagi asyik naik verza
kemaren, tiba-tiba di salip pengemudi motor kawasaki ninja, pengemudi tersebut berambut pirang
sebahu, bersepatu boot, dengan duduk aga
nungging kedepan (jangan di bayanginn yang ini memang posisi motor mengharuskan
nungging hehehe), yang ada dalam pikiran saya wanita atau laki-laki nih? langsung saja saya salip kembali pengemudi
tersebut dan saya perhatikan wajahnya yang tertutup helm full face dan
juga saya perhatikan dadanya (penasaran hanya memandang sesaat hehehe),
ternyata seorang wanita tulen, motor ninja tersebut gede dan berat untuk ukuran
seorang wanita, motor saya aja ga ketulungan beratnya kalau lagi cari parkir..wihh tangguhnya tuh
wanita..
Tanpa di sadari kita
memuji ketangguhan wanita lain
padahal masih ada wanita-wanita
tangguh di sekitar kita, yaitu ibu dan dan ibunya anak-anak kita, kata teman
saya dua harta yang tidak ternilai yaitu ibu dan do'anya..
Dalam sebuah lirik
lagu Qosidah,
“Ibu..Kaulah wanita
yang mulia.
Derajatmu tiga tingkat
dibanding ayah.
Kau
mengandung,melahirkan.
Mengasuh dan merawat
Lalu membesarkan putra-putrimu”
Yang orang dulu pasti tau lirik lagu ini (kesan nya udah tua
banget dehh)..
Yaa wanita tangguh itu adalah Ibu dan istri mu, terkadang ada
hilaf ketika saya melupakan ketangguhan ibu dan istri saya, bagaimana dia
merawat dan membesarkan kita, merawat nak-anak kita, kita lupa, kita pura-pura
sibuk bahkan untuk menelponpun sayang akan pulsa di hp kita (haduh gue banget
nihhh).
Kita selalu membanding-bandingkan wanita tangguh di depan Ibu
dan Istri kita, maaf ya bun and mom..
Kedua wanita tersebut telah menjadi guru tampa di bayar, menjadi
pembantu yang tidak pernah di gaji, menjadi pelayan yang tidak pernah di
hargai, dan menjadi babby sitter yang paling setia..
Saya malah pernah mendengar langsung dari adik saya, ketika adik
saya bekerja di pengembang property, saat sang bos sedang memimpin rapat, ia tinggalkan rapatnya
karena ibu menelpon minta di antarkan ke taman safari puncak untuk rekreasi.
Terima kasih My Mom,
Terimakasih My Wife, Terimakasih wanita Indonesia yang telah menadidik anak
menjadi pewaris agama,bangsa dan Negara.
Tulisan ini di
peruntukan untuk saya pribadi, semoga saya tetap istiqomah terus belajar
berbakti kepada ibu yang melahirkan saya.
Bukan Inspirasi
penting, yang penting jadi inspirasi
By Irvan Gading
Tidak ada komentar:
Posting Komentar