Musim kemarau kemaren (ya sebelum bulan Nopember tahun ini), memang cukup lama,
dampaknya adalah kekeringan berkepanjangan, bukan hanya di daerah yang notabene
membutuhkan pengairan untuk sawah meraka, saya sendiri sempat memantek air
pompa sumur saya yang baru di depan rumah, di lingkungan rumah saya, kebanyakan
para tetangga masih menggunkan sumur dengan kedalaman 14-16 meter, mereka
menyebutnya sumur gantung, karena pompa mesin air yang digantung di dalam sumur
tersebut, istri saya bertanya tentang kekeringan yang di alami sumur kami,
ternyata meraka juga mengalami, dalam sebuah warung Istri saya bertanya
kepada ibu2, ada ibu tua menjawab, “belum akan turun hujan neng, karena si Anu
baru akan selesai ngadain pesta perkawainan bulan depan”, disini emang gitu
neng pawangnya kuat tuh, timpal ibu yang lainnya.(Sebagian kecil dari sirik
yang melanda kitaaa)....
Nah... loh kalau urusan hujan urusanya
pawang hujan (bukan Pa Awang...), banjir karena curah hujan yang tinggi yang melanda
beberapa daerah kususnya kota Jakarta bisa di pindahin dong. ??? (asyik
Job buat pawang hujan dari Pemda..).
Yang pasti banjir itu ada hubungan dengan perbuatan kita
sendiri dan tentunya juga ajab dari yang kuasa, yaa tidak menjaga lingkungan,
tidak taat peraturan pemerintah (peraturan pemerintah aja tidak di taati
apalagi peraturan Tuhan (tidak melakukan perbuatan-perbuatn sirik misalnya),
Kok ajab sihh masa lupa dengan cerita nabi Nuh, bagaimana umat nabi Nuh musnah
oleh banjir besar, kecuali orang orang yang mengikuti ajaran nabi Nuh AS. (Cieee
Edisi jadi ustadz tulisan saya…)
Banyak
juga warga Jakarta yang percaya, banjir besar yang melanda Ibu Kota terjadi
dalam siklus lima tahun sekali. Entah kapan tepatnya warga Jakarta mengenal
istilah 'mitos banjir lima tahunan', yang jelas ungkapan itu kerap digunakan
sejak banjir besar melanda Ibu Kota pada 1996, 2002.. kalauu datangnya bisa di
predikiksi 5 tahunan, kenapa tidak di siapkan sebelum-sebelumnya, sepertinya
halnya para wanita yang kedatangan siklus bulanan pasti dia akan mempersiapkan
availnya (maaf menyebut merek tertentu}…
Lalu
siapakah yang menjadi korban ketika banjir melanda, sebagian besar adalah
rakyat, saya pernah juga mengalami akibat dari musibah banjir, tepatnya di
tahun 2002, sebelum berangkat kerja di
daerah kuningan, jalan di depan apartemen villa kelapa dua masih bisa saya
lalui, sesampainya di kantor hingga pukul 10, sepertinya tidak ada tanda-tanda
kantor akan di buka, akhirnya saya memutuskan pulang dengan teman-teman yang
searah, ya teman saya si agus, bertempat tinggal di daerah ciledug, tiba di
jalan depan apartemen villa kelapa dua ternyata sudah tidak bisa di lalui lagi,
hanya ada jasa gerobak dorong yang memberikan tumpangan dengan imbalan 10 ribu
rupiah, kami dua motor masih berpikir
untuk melewati jalur tersebut, akhirnya kami putuskan untuk makan di warung
padang di prapatan kelapa dua, selesai makan teman saya (agus red), membeli dua
bungkus nasi padang untuk anak dan istrinya, saya memutuskan untuk menginap di
rumah nenek saya di kampung kecil, teman saya melanjutkan dengan rencana
menumpang jasa gerobak tadi, kami berpisang di di rumah makan padang
tersebut, Keesokan harinya banjir sudah surut, dan kami masuk seperti biasa,
saya langsung menemui teman saya, si agus, saya Tanya gimana penyebrangan ente
kemaren, dia bilang arus air cukup deras, ketika di melewati jembatan, saking
derasnya, dia hanya konsentrasi memegangi motornya, tiba-tiba nasi bungkus yang
ia slipkan di stang terseret arus, sempat ia ingin menyelamatkan nasi bungkus
namun naas, secara replek tukang dorong jasa gerobakpun sigap lari mengambil
bungkusan tersebut…Yaa Alloh, terselamatklan 2 nasi bungkus tersebut tapi
dengan kondisi behamburan dan bercampur dengan air kali coklat
pekat..(terimakasih Bang ujar teman saya ke abang gerobak, tetapi tetap harus
saya buang nasi bungkus ini…)...
Cerita ini adalah sedikit dari bagian kecil penderitaan rakyat akibat banjir.
Cerita ini adalah sedikit dari bagian kecil penderitaan rakyat akibat banjir.
Dan
semoga ada kesadarain sepritual dari rakyat dan para pemimpin. haruslah
membangkitkan energi penghambaan kepada Allah dan menjauhi kemaksiyatan. Energi
untuk makin meningkatkan ibadah kepada Allah SWT dalam arti yang luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar