Selasa, 25 November 2014

Titik Nadir..

Titik Nadir..! (satu aja tanda serunya)
Setiap kita pasti mengalami yang namanya titik nadir (bukan titik jenuh, titik noda atau titik sandora), titik nadir dimana titik paling rendah, apakah dalam bisnis atau dalam hidup, istilah ini biasa digunakan untuk menggambarkan keterpurukan manusia dalam menghadapi permasalahan dalam hidup.

Adakah dari teman-teman yang mengalami demikian?.., mencapai titik nadir atau istilah lain terpuruk dalam kehidupannya,  semenjak saya menampilkan nomor kontak saya dalam web-web saya,(dalam hal ini web management MC),  sudah tidak kehitung berapa banyak orang yang mengalami titik nadir, salah satu contoh smsnya adalah, Pa mohon saran dan bantuanya, saya mempunyai hutang dan terlibat renternir, saya seorang wanita sudah menikah dan mempunya suami, selama ini sudah berbohong dengan orang-orang dengan mengatakan saya seorang janda, dengan harapan mereka iba dengan saya dan memberikan bantuan ke saya tanpa imbalan, saya sudah merasa berdosa pada suami dan anak-anak saya. Ada juga yang pernah menelpon saya ingin curhat kegaulan dalam beragama, dan masih banyak lagi kegalauan-kegalaun yang menandakan titik nadir mereka, (waduh sejak kapan saya menerima jasa konsultasi ?? kok banyak yang sms berkeluh kesah seperti itu yaaa…??).
Ada juga Curhatan dari teman saya yang mengalami titik nadir, pernah dia teriak di tengah lapangan di hujan lebat yang penuh dengan petir, ia berteriak, " Tuhan dimana engkau ??," samber saya dengan petirmu jika engkau ada,".. untung Alloh masi sayang tuh sama dia, buktinya sekarang dia jadi pengusaha bengkel tralis...

Secara saya pernah mengalami yang namanya titik nadir, entah lebaran yang keberapa di pernikah saya, saya ingat setelah bisnis pulsa saya terpuruk akibat banjir di tahun 2006, saya mencoba berbisnis ayam fredchiken meniru optimisme Sabana, ternyata belum seberuntung ayam tepung Sabana. Di lebaran tahun 2006, saya merasa titik nadir saya dalam bisnis, saya tidak berani lebaran di rumah orang tua lantaran masih mempunyai hutang dengan investor (Pa Haji red), karena kalau saya berlebaran saya pasti di tunjuk jadi MC sholat idul fitri, mau ga mau harus ketemu sama Pa Haji...dan saya juga tidak punya uang untuk pulang kampung bersama dengan istri saya di Cirebon, akhirnya saya putuskan, untuk menitipkan istri dan anak saya ke saudara yang pulang kampung, dan saya pesan ke istri, “salam untuk keluaga di Cirebon bahwa saya berlebaran di Kebon jeruk”, “dan saya pun bilang keorang tua saya di kebon jeruk bahwa saya berlebaran di Cirebon”, apa yang saya lakukan di dua lebaran yang berbeda pada saat itu, saya dagang ice fanta di depan pintu gerbang TMII dengan menggunakan sepeda motor, (di kejar satpam bro) omset  penjualan ice fanta saya hari itu, masih kalah dengan pengamen jalanan yang ngamen di dalam TMII, dengan omset 3oorb dalam sehari, saya dibawah omset pengamen itu....(elegi hidup saya, bukan meratap yaaa)..

Sehabis lebaran kamipun kumpul dengan saudara besar dari istri, dan akhir saya mengakat bendera putih kekeluaga besar istri saya,dan saya  menyatakan kalah dalam perperangan bisnis saya di pondok gede, saya akan pindah ke kebon jeruk menempati rumah kontrakan om saya, sehabis lebaran sayapun melamar kerja sebagai marketing di perusaan pompa terbesar di Indonesia…

Itu titik nadir saya…

Selamat Berjuang masih ada hari esok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

summer collection