Senin, 24 November 2014

Merubah Karakter

Pagi itu (minggu 23 Nov)  siswa public speaking saya hanya 1 yang datang..

Di awal pelajaran biasanya selalu saya kasih motivasi-motivasi dalam menggapai masa depan (semoga bisa kasih motivasi untuk 2 anak saya juga)...selesai pembelajaran.Saya mendapatkan curhatan dari orang tua murid saya, tentang perkembangan anaknya..dia bilang anaknya di rumah aktraktif, banyak omongnya tidak pemalu, lalu kenapa kalau di kelas ga ada suaranya yaa ??..(Ini namanya Jago Kandang..sekali kali main di tandang lawan mom..)
Usia si anak ini memang masih 4 th, dan sebelumnya saya belum pernah menerima siswa di bawah usia tersebut..
Yaa secara baru 2-3 kali pertemuan, di butuhkan waktu untuk merubah si anak yang pendiam ini menjadi Percaya Diri, pernah tidak kita mengantarkan anak sekolah di awal-awal  anak kita masuk kelas, kita temanin dia di dalam kelas, dan tidak mungkin dalam 1-2 hari kita langsung bisa melepas anak kita belajar sendiri di kelas mereka, ini butuh proses, (masa lupa ketika kita mau menikah kaan butuh proses..setelah Syah baru bisa belah duren,butuh proses 9 bulan untuk melahirkan,masa lupa si Mom..hehehe)
Bahkan ada keponakan saya sendiri 1 tahun di temanin mamahnya atau neneknya di dalam kelasnya..

Saya sendiri termasuk karakter pendiam, tetapi karena terus belajar akhirnya saya mampu keluar dari zona pendiam tersebut.. (Apalagi kalau malam jum'at pasti saya ga bisa diam..hayuu ngelantur deh pikirannya)..
Saya pernah menanyakan karakter pendiam ini ke Bang Hilbram.. (Hostnya golden way Mario Teguh di metrotv)..diapun bilang," gue dulu pendiam, untuk merubah pendiam harus latihan..Saya ikut saran bang Hilbram ini.. 

Ini dalam hal merubah karakter pendiam, bagaiman dengan karakter yang lain, seperti melawan, malas, atau karakter-karakter lebih ekstrim yang dimiliki oleh sih anak, di butuhkan proses dan kesabaran... 
Mungkin saja di butuhkan pembeljaran dalam kehidupan sehari-hari, saya ambil contoh, saya pernah di ingatkan oleh Ustad Subki Albuguri (sebelum dia terkenal ) dia mengisi outbound, jaman saya masih kuliah..tidak adanya kerja sama saya dalam pemecahan games yg di berikan oleh panita, dengan gaya-gaya yang santun dan kocak, sangat mengena di pikiran saya hingga sekarang, (sedikit guyonan dari peserta outboud ke ustadz Subki, ini Jojon apa ustadz sihhh lucu banget..hehehe maaf ustadz)..

Jadi jangan lupakan proses... Kadang kita melihat seseorang setelah dia sukses.. Kita tidak melihat proses jungkir baliknya seseorang ketika dia menggapai sukses tersebut, Jadi nikmati kesabaran untuk menghadapi kesuksesan, nikmati cobaan apakah itu dari Anak kita sendiri atau si luar anak kita..
Dan satu hal jangan jadikan Obsesi Orang tua sebagai ambisi pribadi.
Karena usia mereka adalah usia bermain, tetap perhatikan tahapan-tahapan perkembangannya.
Tidak perlu iri dengan keberhasilan seseorang, karena kita tidak mengetahui apa yang telah di korbankan untuk mencapai keberhasilan itu..


Sukses selalu teman
Kamis, 27 Nov 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

summer collection