Kamis, 16 Juni 2016

Belajar dari abang pedagang golok


Saat menunggu anak saya pulang les, saya melihat pedagang golok dan perabotan rumah tangga sedang beristirahat, usianya kurang lebih lima puluh tahun, dengan pakaian sederhana, tidak beralas kaki, menandakan sudah kebal dengan aspal jalanan yang begitu panas, di dalam dua keranjangnya, ada centong, pisau, golok, perkakas tukang, dan barang lain yang ia jual, hari itu menjelang asar, mungkin cukup lelah juga dia berjalan, saya memarkir motor aga jauh dari tempat les, si abang tersenyum melihat saya, dia pikir saya memang mau membeli dagangannya.

Saya pun menyapa, istirahat bang ? dengan logat bahasa jawa yang kental dia menjawab " iyaa habis keliling nih", saya tanya berapa golok ini bang ? yang ini 150 rb, kemudian dia menujukan jenis golok yang lebih bagus lagi harganya 250 rb, yang 250 rb terbuat dari plat per mobil, di jamin kuat anti gompal, kalau mau yang lebih murah ada juga 75 rb, akhirnya saya tertarik dengan golok yang 250 rb, saya tawar golok tersebut, walaupun tidak niat membeli, saya tawar semaunya, di respon juga, tambahin dong, modal ngga segitu "katanya", tunggu saya jemput anak saya dulu, "kata saya", setelah saya jemput kedua anak saya, saya kembali lagi, akhirnya terjadi transaksi, harga yang di sepakati mengharuskan golok berpindah tangan menjadi milik saya.

Naluri keinginan tahu saya, kembali bergejolak, saya tanya ini barang ngambil di mana bang ? kalau barang seperti centong nasi, saringan, sodet ini ada bosnya di Lenteng Agung, saya ambil kemudian setor yang laku aja, tapi, kalau barang perkakas tukang, seperti golok, pisau, gergaji, saya harus membeli dengan modal sendiri, saya harus pesan ke pengrajin di jawa, berapa modal nya untuk belanja alat-alat ini ?, dia menjawab tiga sampai lima juta, besar juga yaa ? Iyaa kalau satu golok yang bagus modal 100 rb, 10 golok sudah satu juta, kembali saya bertanya, terus modalnya dari mana ? kami gadaikan BPKB motor kami, kalau lebih besar lagi kami gadaikan sertifikat sawah kami ke BRI, terus abang sendiri, minjam berapa ? Saya pinjam 15 juta, dengan cicilan perbulan 1,5 juta selama satu tahun, dalam sebulan dia mampu mengantongi omset 6 sampai 8 juta, kalau lagi ramai bisa sampai 10 juta "katanya".

Hebat si abang ini, ternyata dia seorang enterprenuer tangguh dan gigih, dia menggeluti usaha ini sejak lulus SMP, dia sudah ke sumatera, kalimantan untuk berjualan perkakas, si abang ini bukanlah seorang sales, karena beliau tidak bekerja di bawah manajemen perusahaan, beliau tidak dididik bagai mana menjadi seorang sales yang baik, si abang ini tidak membaca buku dale carnagie, beliau hanya melakukan atas target pribadi sebagai pedagang. Namun, terkadang kemampuan menjualnya mampu melebihi kemampuan sales-sales dengan pendidikan tinggi, dari hasil usahanya, si abang ini sudah mampu untuk beli sawah, dan membiayai anaknya yang sedang kuliah.

Bagai mana dengan kalian ? wahai usahawan baru ?
Selamat menjalan ibadah puasa yang ke dua belas
Semoga rezeki kalian satu milyar perbulan

Minggu, 12 Juni 2016

Jangan Menyerah.


Lirik lagu d Masiv “Jangan menyerah” cocok saya kaitkan dengan tulisan saya pagi ini, dalam lirik tersebut, d masiv mengulangi sampai 6 kali kata “jangan menyerah”

Sebelum bulan puasa kemaren, saya mampir di salah satu warung, tempat berkumpul para sales makanan, pengalaman mereka mengingatkan saya, saat saya bergabung menjadi sales force di PT Sanyo Indonesia, ketika berkumpul yang di omongin bukannya strategi bagaimana mendongkrak penjualan, tetapi malah kejenuhan, keluh kesah, dan omongan yang ngga jelas lainnya, teman saya si bule kalau lagi kumpul malah ngomongi Sekwilda aja, dari berbagai jenis obrolan ujung ujungnya pengen cari kerjaan baru, pengen resign setelah menerima THR, atau kepingin usaha setelah berhenti kerja, atau malah kepingin cepet cepat menikah (hhmm).

Kenapa demikian, yaa hampir sebagian dari kita ketika bekerja tidak sesuai dengan hobinya, jawab dengan jujur, apa jurusan kuliah yang kalian ambil, apa sudah sesuai dengan kerjaan kalian ? Waktu kuliah jurusan yang ambil pemasaran, masih nyambung dengan sales, tapi sewaktu kuliah jurusan Hukum, atau kuliah teknik elektro, kemudian ketika kerja jadi sales, ini yang akhir kenapa kita tidak bisa bertahan kerja di bidang tersebut, dan alasan klasik buat batu loncatan aja deh jadi sales, benar kan loncat dari sales pompa sanyo, loncat lagi ke sales motor, dari sales motor ke sales panci, bukan menggap remeh seorang sales, tapi paling tidak ketika kita berjuang di sales, terus aja sampai karier kita menjadi manager pemasaran, atau kalau bisa menjadi direktur pemasaran.

Dan mereka yang sukses banyak juga dari teman teman yang sukses tidak sesuai dengan jurusan kuliah, yaa mereka ada orang orang tekun, teman saya di asuransi bisa menempati posisi pimpinan cabang, yaa karena dia tekun, yang lain pindah dari sales asuransi satu, ke sales asuransi lainya,

Seseorang mungkin baru bisa dikatakan ‘gagal’ kalau dia sebenarnya ingin sekali bekerja sesuai dengan pedidikannya tapi akhirnya menyerah.
Jangan menyerah teman, walapun jurusan yang anda ambil jurusan blok m atau jurusan kampung melayu, tetaplah berjuang, walapun sekarang tidak ada jaminan kerjaan yang abadi, siapa sangka di era pemerintahan sekarang akan ada PHK 1 juta  Pegawai Negeri Sipil.

Intinya jangan menyerah, pasti akan manis pada waktunya, akan ada orang yang tersenyum ketika Anda sudah sukses, dan akan ada penyesalan dari sang mantan ketika dia melihat Anda Sukses.


Selamat pagi, selamat menjalankan ibdah pusaha hari ke delapan
Semoga Rezeki Kalian Satu Milyar Perbulan..

Selasa, 07 Juni 2016

Untung ada Ramadhan


Jujur aja, kalau tidak ada bulan Ramadhan pasti jarang dari teman teman  baca Qur’an sampai khatam, termasuk saya, beruntung masih bisa  di pertemukan dengan bulan Ramadhan tahun ini, bayangkan saja pada bulan Ramadhan ini, amalan yang kita laksanakan palahanya di lipatgandakan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka di tutup dan setan-setan di belenggu dan doa orang yang sedang berpuasa di kabulkan oleh Allah SWT. Sungguh bulan yang luar biasa.

Dari sisi ekonomi, semua kebagian keberkahan di bulan Ramadhan ini, berapapun harga daging, berapapun harga cabe pasti laku, liat aja pasar tanah abang, berapa ribu orang mengais rezeki di sana ! termasuk teman saya yang non muslim ikut dapat berkahnya, teman saya yang non muslim jualan hijab laku keras, bagi karyawan di bulan ini mendatangkan tambahan rejeki berupa THR (Tunjangan Hari Raya), bagi PNS ada gaji ke tiga belas. Bagi anak-anak mungkin saatnya punya baju baru. Belum lagi penyedia jasa transportasi bis yang di gunakan acara mudik bareng, semua kebagian berkahnya, saya sendiri alhamdulillah, ada talent saya, yang di gunakan untuk acara buka bersama.

Begitu juga idul fitri andai kita umat islam tidak ada hari raya Idul Fitri, mungkin ngga pernah kita bersilaturahmi apalagi sampai mengunjungi saudara kita yang di pelosok, silahturahmi kita hanya  di pertemuan arisan saja, itupun kalau belum dapat, kalau sudah dapat, pasti jarang dateng, berbeda dengan idul fitri, bersyukurlah kita yang masih di pertemukan di Ramadhan ini..

Selamat menjalankan ibadah puasa di hari ke tiga
Semoga Rezeki Kalian satu milyar perbulan..
(sambil posting rukonya sapun nih)..

Minggu, 05 Juni 2016

Cerita ramadhan tahun lalu.



Sudah di penghujung ramadhan, tidak terasa umat muslim dunia akan mengahiri ramadhan 1436 H tahun ini, apa yang sudah kita dapatkan, hatam qur'an ?, taraweh yang full ?, sedekah yang rutin?, atau ibadah ibadah lainnya ?, semoga kita termasuk dalam orang yang maximal dalam beribadah di bulan ramadhan ini.
Sudah mejadi kebiasaan rutin di masjid Kami di Nurul Iman diadakan itikaf, yaitu suatu kegiatan ibadah menetap di masjid selama sepuluh hari terakhir di bulan ramadhan dalam rangka menjemput lailatur qodar atau malam seribu bulan, jumlah peserta yang terdata menurut panitia itikaf berjumlah 70 orang.
Dari sekian orang yang beritikaf ada juga peserta itikaf yang hanya datang di malam hari saja, saya dan dua orang teman saya termasuk yang datang di malam hari terutama malam malam ganjil, saya menyebutnya peserta ngalong karena siangnya masih sibuk dengan pekerjaan saya.
Di malam yang kedua puluh sembilan semalam (15/07), ketika suhur kami di siapkan oleh panitia makan sahur bersama, menu sahur selalu berganti-ganti, kadang nasi padang, kadang sayur asem beserta lauk tempe tahu, semur,dll dan pada malam terakhir kami di siapkan oleh panitia menu ketupat sayur dengan lauk semur daging dan semur tahu, sungguh luar biasa penyanyian dari panitia, namun ada yang kurang, yaitu sendok, panitia lupa menyiapkan sendok untuk menu ketupat sayur, alhasil ada peserta yang makan dengan tangan, ada juga satu sendok bergantian, bahkan ada yang menggunakan centong nasi sebagai sendok dan bergantiap pula hehehe, ahh luar biasa peserta itikap ini penuh dengan kebersamaan, begitu pikir saya.
Selesai sholat shubuh berjamaah, saya dan kedua teman saya memperhatikan satu satu peserta yang berwajah orientral, dia seorang pemuda dan baru subuh ini saya melihatnya, teman saya Aan bilang kemaren subuh, dia hampir mau kesiangan, akhirnya di bangungin sama si Gondol, saya penasaran dengan wajahnya yang oriental, saya bertanya ke Gondol, "Dol siapa nama pemuda itu?, Gondol dengan PD menjawab Rudi namanya" sambil si Gondol pergi mencari tempat untuk istirahat tidur, saya dan Aan masih memperhatikan pemuda tersebut, tampaknya pemuda tersebut masih sibuk membaca qur'an digital di Hpnya.
Akhir setelah selesai dia membaca qur'an, sayapun di suruh menyapa oleh teman saya Aan, karena si Aan penasaran juga dengan wajah yg oriental.
Ketika pemuda tersebut melewati saya, langsung saya sapa, mau kemana bang ? Kita ngobrol sebentar!, dia pun duduk dengan kami, pertanyan pertama yang saya ajukan, tinggal dimana bang ? Dia menjawab tinggal di kebon jeruk, saya kos dan bekerja di daerah kebon jeruk katanya, asli jakarta tanya si Aan?, dia menjawab "yaa asli jakarta orang tua tinggal di glodok", saya menambahkan ohh wajah ente mirip cina glodok (saya berusaha untuk bercanda hehehe), masih ada keturunan ente ? "ia benar", jawabnya, saya masih ada keturunan, katanya, saya dan Aan pun menjawab bareng, "Ohhhh"..kembali saya bertanya sudah lama menjadi muslim ?? Kenapa saya bertannya lamanya dia beragama muslim, karena hampir kebanyak orang cina bergama non muslim, "Baru dua tahun ini saya menjadi muslim sebelumnya saya beragama Katolik" katanya, saya semakin penasaran ko bisa ?? Dia pun menjelaskan, ketika kuliah saya pernah membanding-banding agama islam dangan agama sebelumnya, dan akhirnya saya putuskan untuk bersyahadat karena saya sudah yakin dengan agama pilihan saya, saya mengucapkan syukur Alhamdulillah ente dikasih hidayah, karena ente mencari dan aktive, hidayat tidak akan datang, kalau kita tidak mencari. Saya bilang sama pemuda tersebut. Kalau kami islam keturunan, antum luar biasa..puji saya.
Sebenarnya kepeingin berlama-lama ngobrol dengan pemuda tersebut, karena dia ingin pamit pulang, kami pun mengahiri pembicaraan kami dengan menanyakan namanya, siapa nama ente? Pemuda tadi menjawab nama saya Raymond, saya dan Aan sempat tertawa dengan jawaban raymond, saya bilang tadi saya bertanya sama gondol teman saya, nama ente katanya Rudi
,Ternyata Raymond..haduh Gondol Dol sebelum tabayun langsung menyebutkan nama orang secara asal aja.
Raymond pun pamitan, dan saya hanya mendo'akan semoga antum istiqomah di jalan islam..
Raymond pemilik situs sahabatkita dot com
Pengalaman itikaf tadi malam di masjid Nurul Iman.
16 juli 2015

Kamis, 02 Juni 2016

Seberapa banyak rezeki kamu ?




Mau rezeki kamu segunung, atau mau rezeki kamu segunung kembar ?,jawabanya  tergantung !, saya sendiri rezekinya belum segunung, tapi insyaAlloh lagi usaha menuju ke sana, do'akan yaa, Saya sedang menjalankan usaha baru yaitu bisnis-makanan dot com, dan pesan-catering dot com, belum lama publish pesan-catering dot com, ehh sudah ada yang mau kasih pinjaman minimal lima puluh juta, ternyata untuk modal ada aja jalannya, terus bisnis yang lama gimana, yaa alhamdulillah masih jalan.

Sewaktu saya menemani shooting program konten dakwah Indosat, saya mencicipi jenis makanan pembuka di telaga sampiren daerah bintaro, jenis makanan yang saya cicipi berbahan dasar berlimpah di daerah saya, yaitu tape singkong, sebenarnya saya sudah tiga tahun mengetahui produksi tape singkong tersebut, tetangga saya memproduksi tape singkong dalam satu hari lima puluh kilo lebih, itu baru satu rumah, ada sepuluh rumah yang memproduksi tape singkong, artinya sebuah peluang usaha baru yang ada di sekitar kita, kita tidak memanfaatkan dengan baik.

Nah banyaknya rezeki kita yaa, tergantung banyaknya usaha kita,  jika ingin rezeki kamu segunung, perbaiki ikhtiar kamu, buka banyak peluang usaha, setelah satu usaha stabil yaa, miliki mindset Om Bob Sadino, bukan mindsetnya H Muhidin (red), jika ingin menjadi artis yaa bergaul sama artis, pengen menjadi tentara yang bergaul sama tentara, pengen menjadi orang kaya yang rezekinya segunung, yaa bergaul sama om Liem, saya yakin haqul yakin bahwa rezeki memang harus di jemput, dengan cara apa ?, buka peluang usaha, bangun networking dengan siapapun termasuk orang kaya, dan yang terakhir pesan ustadz do'a dan sedekah.
Jangan lupa kalau mau order bahan tepung tape panggang kontak saya, atau kunjungi bisnis-makanan dot com.

Selamat hari jum'at
Semoga Rezeki Kalian satu milyar perbulan, terutama yang baca yaa. Sama yang komen hahaha..



summer collection