Sabtu, 13 Oktober 2018

Ini tentang infrasuktur


Ini tentang infrasuktur

Tom : Pertanyaan saya pak, jadi kalau bapak ga setuju, pemerintah saat ini membangun, mengejar infrastruktur, harusnya apa yang di kerjakan ?
Fad : ohh banyak !
Tom : ya apa Pak ?
Fad : kalau saya !
Tom: Jadi infrastruktur ga usah dulu ?
Fad : bukan, begini, kita ini yang mau di bangun siapa sih ? Manusia kan ? Dan pembangunan itu harus pembangunan manusia Indonesia, bukan pembangunan di Indonesia, bisa aja pembangunan RRC tapi di Indonesia, gitu, jadi pembangunan infrastruktur bagus, selama kita punya uang cukup, dan infrastruktur untuk siapa, nah ini kita melihat infrastrukturnya,  menurut saya, belum memberikan efek stimulus, buat ekonomi rakyat, pekerja bangunan konstruksi turun penyerapannya, industri semen turun, industri besi baja turun, jadi untuk siapa, belum duitnya ngutang di mana-mana, ngutang membengkak, kalau saya jadi jokowi, yang pertama harus di bangun itu adalah sektor pertanian, para petani yang menjadi mayoritas rakyat Indonesia,

Gln : Itu Saran
Fad : perbaiki nasib buruh, ya kan,
Tom: sebentar, sebentar,
Fad : perbaiki nasib buruh, kemudian, pedagang pasar, pasar pasar tradisional, infrastruktur,
Tom: sebentar, sebentar, lebih spesifik, memperbaiki pertanian apa yang bapak kerjakan ?
Fad : pertanian itu pertama, mengembalikan peran bulog, seperti dulu di jaman orde baru, itu bagus, yaitu menjadi penyanggah harga, harga dasar, harga eceran tertinggi, Jadi ada insentif harga buat petani,sekarang siapa yang mau anak anak muda, siapa yg mau mejadi petani, petani kita sekarang  makin tua, umurnya 50 tahun rata-rata, sementara ada 262 juta rakyat Indonesia, berarti 262 juta mulut yang harus di kasih makan 3 kali sehari, dari mana berasnya? Dari mana produk makan pangannya
Fah : import

Fad : nah ini penting, jadi harus nya kesitu, harusnya adalah, pemerintah ini konsentrasi, jadikan prioritas sektor pertanian, petani harus di dimanjakan.
Gln : wait wait pak
Tapi kan ini efek dari pemerintah sebelumnya,
Fad : yang mana ?
Gln : yaa, pemerintahan, ibaratnya infrastruktur ini ada, sebelumnya infrastruktur belum terbangun
Fad : loh infrastruktur bagus, tapi jangan jorjoran, semua duit kesana, kemudian ga ada duit harus bayar hutang
Gln : iya ..iya
Fad : jadi infrastruktur yang penting penting dong, Yang di desa, yang di daerah jangan membangun infrastruktur untuk dagangan politik, untuk etalase politik.
Tom : sekarang
Tom : jadi sekarang menurut bapak, mana infrastruktur yang ga penting,
Fad : infrastruktur, saya Tanya ?
Tom : mana yang di kerjakan
Tom : Bukan bukan !
Fad : mana yang lebih penting pangan apa jalan ?
Tom : bukan, bukan, kan bapak bilang tadi, jangan bangun yang ga penting-penting dong, spesifik, wah bangun ini ga penting, harusnya ga perlu !
Fad : contoh kalau kita membangun jalan tol di sumatera, ya, itukan harus ada yang namanya nilai ke ekonomi an, jumlah kendaraan yang harus lewat itu menurut nilai ke ekonomian harus 30 ribu, sekarang jalan kendaraan yang lewat sumatera itu cuma 18 ribu, sudah ada dua jalan, jalan timur dan jalan tengah, yaa. Nah sekarang kalau misalnya  di paksakan  itu tidak ada nilai keekonomiannya, nah ini yang harus di di perbaiki.
Fah : maksudnya itu efeknya kemudian  ke sektor pertanian, uang yang seharusnya di pakai  ngebantuain  petani di pakai bikin jalan, gitu !
Fah : di pakai buat itu
Fad :   harusnyakan , bantu dulu sekarang  para petani, bantu para buruh, para nelayan, nelayan susah loh sekarang,   
Fah : Udah benar itu    
Fad : ya nelayan susah, nelayan dilarang pakai cantrang, terus bagai mana mereka
Gln : pakai cantrang merusak pak
Fah : Susi lagi nih
Fad : sekarang saya Tanya ?  itu nenggelamin kapal merusak ngga terumbu karang, pasal 33 UUD 45 Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya di kuasai oleh Negara untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat, yang ada di laut dan di perikaanan itu sektornya adalah nelayan, nelayannya sejahteran ga ?  Tanya sama nelayan dari sabang samapi merouke, sekarang ini menderita.
Fah : habis
Gln : itu harus kita harus klarifikasi,
Tom : demet table
Fah : dia kalu gitu, suruh panggil susi biar ketemu dia deh..
(tertawa )
Dialoq skip

Gln : kalau saya sederhana aja, bukan menyederhanakan problem tentang infrasuktur, tapi ketertinggalan, misal di timur pak, itu ketertinggalan disparitas jauh sekali dengan barat pak ?
Fad : loh kan ada jalan papua itu yang  bangun dari jaman pak  Soeharto, sekiaan puluh kilo meter, kemudian di jaman pak habibie, jaman megawati, jaman SBY,  semua itu berkesinambungan, bukan seolah-olah tidak ada pembangunan, loh di Papua, di papua itu ada pembangunan.
Tom : ada tapi sangat tertinggal pak, saya pernah kesana,
Fad : sampai sekarang juga tertinggal
Tom : iya mulai di kejar kan
Fad : sekarang itu jalan itu harus ada efeknya, jalanan untuk siapa, sekarang ngapain membangun jalan   tapi ngga ada yang lewat di situ. Coba jalan di arah trans Papua, berapa banyak mobil yang lewat di situ, berapa banyak ? terus  ga ada lampunya, ini penting tapi perlu bertahap
Fah : bertahap sudah benar itu, ga perlu di debat
Gln :  Okeh




   

Selasa, 09 Oktober 2018

Bob Sadino


Bob Sadino
Terlahir di Lampung, 9 Maret 1939, mendiang pengusaha dengan nama lengkap Bambang Mustari Sadino ini termasuk salah satu pengusaha sukses yang sempat mengalami jatuh-bangun sebelum akhirnya menorehkan kesuksesan besar. Setelah sekitar sembilan tahun menjadi pegawai, Bob memutuskan untuk berhenti dan banting setir menjadi pengusaha.

Usaha pertama yang dirintisnya adalah bisnis penyewaan mobil, dengan hanya bermodalkan satu mobil Mercedes dan ia supiri sendiri. Namun karena musibah kecelakaan yang menimpanya saat mengemudikan mobil yang disewakannya itu, bisnis itupun berhenti di tengah jalan. Tidak putus semangat, ia kemudian beralih profesi sebagai buruh bangunan yang dibayar dengan upah harian.

Saat menjadi kuli tersebut, ia melihat adanya peluang bisnis yang lain, bisnis ternak ayam dan telur ayam negeri. Dengan modal pinjaman tetangganya, akhirnya Bob mulai menjalankan bisnis tersebut. Awalnya, Bob menawarkan sendiri dagangannya dari rumah ke rumah di wilayah sekitar tempat tinggalnya, terutama kepada para ekspatriat, di bilangan Kemang, Jakarta Selatan.

Bisnis telurnya tersebut akhirnya berbuah manis dan ia mengembangkan sayap dengan menjual daging dan sayuran hidoponik. Berkat keuletannya, bisnis tersebut sukses dan ia pun mendirikan Kem-Chicks, supermarket ternama yang menjual berbagai macam produk peternakan dan pertanian. Meski sudah sukses, ia tetap tampil sederhana dan kerap kali melayani sendiri para pelanggannya seperti keluarganya sendiri.

summer collection