Kamis, 20 Agustus 2015

Berapa Income Seorang Pemangkas Rambut ?



Sepulang dari rumah saudara, saya melihat tempat pangkas rambut langganan saya lagi kosong, langsung saya belokan kendaraan saya untuk mampir, gerai pangkas rambut ini bernama jei barber shop, ruangnya ber ac, di dalam hanya ada dua kursi tempat para pelanggan siap di pangkas rambutnya.

Saya langsung duduk di kursi cukur tersebut, biasa bang satu centi, "ungkap saya ke abang cukurnya", model satu centi adalah model yang sering saya gunakan di kepala saya, karena simple, dan ngirit sampo hehehe.
Semenjak saya rajin menulis dalam blog, segala sesuatu yang berhubungan dengan motivasi hidup pasti saya cari tahu bagaimana dan seperti apa orang menjalakan bisnisnya, termasuk bisnis pangkas rambut ini, saya awali pertnyaan pembuka,"sendiri aja nih bang ?, kemana temannya ?", si abang tukang cukur menjawab, "teman saya lagi libur", Saya lanjut pertanyaan yang lain, gimana sehari bisa mencukur berapa orang ?,

Singkat cerita, si abang pegawai cukur, sehari bisa mencukur 26-30 orang, atau dalam sebulan mengantongi income bersih sebesar 3 juta lebih, dengan jasa per kepala Rp 15 rb, teman seprofesinya juga mengantongi income 3 jutaan, sudah di potong uang makan, bagaimana dengan sang pemilik , sang pemilik mengatongi omset sekitar 6 juta,  untuk pemilik harus menyisihkan biaya listrik dan biaya sewa, pola kerja sama pemilik dan pekerja pangkas rambut tersebut adalah fifty fifty alias 50 persen 50 persen, ini adalah omset standar, lain lagi jika musin masuk sekolah, musim lebaran, kami bisa tembus perbulan 8 juta bersih ujar si abang cukur tersebut.

Pola bagi hasil tersebut berbeda beda dan tergantung lokasi, jika harga sewa aga mahal, pola 40:60, 40 pekerja dan 60 pemilik, modal yang di butuhkan biasanya 25 juta sudah termasuk biaya sewa dan perlengapan alat cukur, untuk lokasi yang lebih elit tentu harga sewa beda lagi, dan harga ongkos pangkas pasti lebih mahal, untuk pekerja biasanya  berasal dari garut, mereka menyebutnya asgar (asli garut).
Dan yang uniknya para pekerja pangkas rambut tersebut belajar dari seniornya, untuk belajar pangkas di butuhkan waktu 2-3 minggu, para yunior ini belajar praktek mencukur dengan cara keliling di Sekolah Dasar dan menawarkan jasa potong gratis kepada siswa SD di daerah asalnya, setelah mahir para pekerja pangkas rambut tersebut di ajak oleh teman ke jakarta atau daerah lainnya,  ada juga yang ikut kursus dengan biaya kursus 1.5 juta .
Jei barbershop ini adalah cabang yang kedua, padahal di sepanjang jalan pasir putih yang berjarak 4 kilo meter saya hitung ada 7 barber shop belum termasuk salon wanita.
Walaupun persaingan ketat, servise juga yang membuat barbershop kebanjiran pelanggan..
Sukses yaa Bang semoga next time bisa jadi pemilik pangkas rambut,
“Amiin” kata si abang pemangkas rambut.


Inspirasi Bisnis

By Irvan Gading

Rabu, 19 Agustus 2015

Jangan cium tangan saya seperti itu..



Sudah berapa kali tangan saya di cium bolak balik layaknya seorang ustadz, padahal casingnya aja pakai kopiah warna putih, berbaju koko, berjenggot seperti ustadz, dalamnya masih banyak khilafnya apalagi kalau lihat pramugari pesawat 'wings air' jauh dari pribadi ustadz hehehe, lirik pramugari dulu akhh..

Selepas ceramah di pedalaman kalimantan, biasanya para jama'ah mendekati ustadz kondang yang saya bawa dari jakarta, saat itu saya mendampingi ustadz Ahmad Ihsan, di raihnya tangan saya kemudian di cium bolak balik tangan saya..mereka pikir saya juga seorang Ustadz yang biasa mengisi tausih di depan para jama'ah.

Mencium tangan sah sah saja, namun jika berlebihan akan lebih baik jika di berlakukan untuk orang tua kita di rumah. Terkadang kita lupa memperlakukan orang tua layaknya seorang ustadz, padahal sejatinya keramat orang tua lebih utama di bandingkan keramat para guru, wali atau kiyai, walaupun budaya masyarakat kita mencium tangan para ulama bukan saja penghormatan tetapi mengambil berkah orang yang berilmu atau istilah santrinya tabbaruk, tetapi jangan melupakan keberkahan orang tua melebihi keberkahan para para alim ulama.
Jangankan mencium tangan orang tua, baru 10 cm dekat hidung aja sudah di lepas, apalagi anak sekarang cium tangan bukan lagi di hidung, tapi di pipi, di jidad, pertanda pergeseran budaya. Ini penting karena cium tangan tidak hanya menanamkan rasa cinta kepada orang tua, ternyata budaya ini merupakan sebagai tanda hormat dan terima kasih anak kepada orang tua. Budaya ini tidak hanya dilakukan oleh anak kepada orang tua, akan tetapi dilakukan juga oleh istri kepada suaminya. Baik saat istri yang mau pergi berpamitan kepada suaminya atau sebaliknya.
Satu diantara kisah sukses yang memuliakan orang tua adalah, ustadz al habsy, ustadz asal palembang ini, sejak kecil sudah taat dan patuhnya kepada orang tua,  Suatu ketika Ustadz Al-Habsy menanyakan cara sukses kepada paman sekaligus gurunya di pesantren, kebetulan namanya juga sama Ustadz Ahmad Al-Habsy. Guru dan paman Ustadz Ahmad memberi amalan yang memang sudah dia amalkan dan menghasilkan kesuksesan dalam kehidupan. Amalan itu adalah, ketika Guru Ahmad Al-Habsy mendapatkan amplop ketika selesai berdakwah, beliau membagikan dulu separuh isinya kepada surga yang ada di rumah. Siapa surga yang ada di rumah? Orangtua. Hingga akhirnya, Guru Ahmad menjadi seperti yang Ustadz Al-Habsy saat ini.

Masih ada kesempatan untuk ber bakti kepada orang tua. Rawat, jaga, hormati dan jangan sakiti hatinya, layaknya engkau menghormati para ustadz yang engkau cium tangan bolak balik..karena orang tua adalah jimat kesuksesan anda..

By Irvan Gading


Selasa, 18 Agustus 2015

Politik itu panggung Sandiwara




Calon gubernur Kalimanatan yang saya kunjungi kemaren merupakan, gubernur pendukung Pa Jokowi, dia menjadi juru kampanye karena memang partainya mendukung Pa Jokowi, namun pada pencalonan menuju Gubernur Kalimantan Selatan satu, beliau tidak di dukung oleh partai pengusung Pa Jokowi, masing-masing partai punya calon pilihanya sendiri, itulah realita politik, terkadang harus satu meja minum kopi bareng, terkadang harus lain meja, meja satu minum kopi, meja lain minum susu,  semoga ga ada meja yang menyuguhi arak untuk para politisinya, ini yang namanya panggung politik.

Nah ketika kita melihat para politikus beraksi di tas panggung, lihat apakah mereka sedang berakting atau benar memperjuangkan hak rakyat ?
Ya namanya akting, semua memainkan peran masing-masing. Ceritanya pun mudah berubah. Hari ini musuh, besok sudah menjadi teman. Hari ini kuning besok merah, hari ini hitam besok putih, Hari ini koalisi, besok bisa menjadi oposisi.
Tokoh paling menggoda yang mampu “menipu” publik dengan akting memukau. Jadi, masyarakat disadarkan bahwa semua hanya permainan akting, tidak lebih. Bahkan akting  tokoh tersebut bisa membuat persaudaran  pecah( singgung sepupuh saya yang jadi ipar menteri ahhh),  saudara aja bisa pecah apalagi rakyat broo..
Yang paling bagus ber-acting akan mendapat simpati. Dunia politik tak ubahnya panggung sandiwara, tempat mengais keuntungan dari kemampuan bermain peran. Mau tak mau, rakyat yang selama ini hanya menjadi penonton “ panggung sandiwara” kemudian disertakan sebagai bagian dari konflik yang tengah terjadi. Lengkaplah sudah,penderitaanmu, adegan demi adegan dan babak demi babak dibangun dalam panggung perpolitikan mutakhir. Rakyat hanya tinggal menunggu apa akhir kisahnya. Apakah berkahir dengan happy, atau berakhir dengan Unhappy.
Selamat untuk rakyat Indonesia  jangan lupa beli tiket drama pertunjukan, kemudian  bertepuk tangan lah sekeras mungkin dukung para aktor politikusmu, setelah selesai menonton tidur yang nyeyak di rumah, nanti datang lagi yaa pada pertunjukan berikutnya  !!

Terkait dengan akting para politikus tersebut, carilah para politikus yang tidak berakting menjelang pilkada, kalau memang dia sedang berakting dia benar benar berakting untuk membela rakyat sesungguhnya,  carilah pemimpin yang sudah punya rekam jejak membangun kemaslahatan umat, carilah pemimpin yang tidak memberi tiket pertunjukan sesaat, cari pemimpin yang tidak menzolimi.

Untuk NKRI lebih maju
Tapi entah kapan ???

By Irvan Gading

Senin, 17 Agustus 2015

Masih ada Usman Bin Affan



Saya yakin teman teman pernah pernah bersedekah, tapi seberapa istiqomah kita dalam bersedekah, seminggu sekali, sebulah sekali atau setahun sekali, atau malah hanya seumur hidup sekali kita bersedekah. Dan teman teman sudah tahu semua manfaat dari sedekah, tinggal prakteknya aja yang belum ?

Perjalan saya bersama Ustadz cepot ke Batu licin Kalimantan selatan, atas undangan calon gubernur Kalimantan Selatan bapak dr Zairullah Azhar, perjalanan lumayan melelahkan dari Jakarta menuju Banjarmasih pukul membutuhkan waktu satu jam empat puluh menit sesampainya di banjarmasih pukul 11:45 WI ,  kemudian naik pesawat kecil menuju Kota Baru, dilanjutkan lagi naik speed boat menelusuri sungai dan menyebarang lautan.
Akhirnya sampai juga saya di rumah mewah nan megah seperti istana.
Di belakang terdapat bangunan asrama dengan 500 yatim piatu yang tinggal di asrama tersebut, dan saya mendengar sendiri ada 2000 yatim di beberapa daerah yang ia pelihara. 

Dokter HM. Zairullah mencari keberkahan dengan memilihara yatim, terbukti dia mampu membangun hotel, perguruan tinggi, perkebunan kelapa sawit, usaha perikanan, usaha batu bara, dll. dokter tersebut sudah melakukan amalan itu sejak remaja, tepatnya sejak dia masih menjadi pegawai rendahan dinas kesehatan di Banjarmasih tahun 1982, nah kita baru kemaren mempraktekan amalan sedekah sudah ingin minta keberkahan secara financial..
mimpi kali yeee ?
Tidak mungkin imbal balik dari amalan perbuatan kita langsung di ijabah, kecuali para nabi yang amalnya langsung di jawab oleh Alloh, kita hanya manusia butuh proses istiqomah untuk mencari Keberkahan Hidup..

Semoga Alloh mudahkan Hajat dr HM. Zairullah Azhar..
Masih ada manusia seperti Usman bin Affan yang menginfaqkan hartanya di jalan Alloh..


 By Irvan Gading..
 

Minggu, 16 Agustus 2015

Dirgahayu Negeriku



Hasil gambar untuk panjat pinang

Sudah 70 tahun, kita merayakan hari jadi NKRI, saya tidak menyebut HUT Kemerdekaan RI, karena pada hakekatnya yang merdeka itu orang-orang kaya, para pejabat kaya, yaa para orang kaya dan pejabat kaya yang punya uang bisa membeli apa saja yang dia mau, bukan hanya sekedar membeli  tas merek Helmes,  membangun  villa mega di puncak, bahkan hukum pun bisa mereka beli di negeri ini.

Jadi Para pejabatlah yang layak merayakan HUT Kemerdekaan RI ke 70, sedangkan rakyat kecil cukup merayakan HUT hari JADI NKRI, Rakyat cukup tiup lilin aja, cukup lomba makan kerupuk, cukup bersusah payah panjat pinang..
Para pejabat dan orang kaya, cukup duduk manis menertawakan rakyat yang berjuang menggapai ujung pohon pinang, yang berjuang menarik tambang kehidupan.

Selamat untuk para pejabat, semoga  kita bisa merayakan HUT KEMERDEKAAN secara bersama-sama..
Entah kapan...?
Dirgahyu Negeriku 
Dirgahayu Bangsaku
Dirgahayu NKRIku



summer collection