Acara nikahan sepupuh kemaren,
menjadi ajang silahturahmi, keluarga besar saya, dari satu biang, bapaknya
kakek kami yang bernama Kong Midi, lahirlah H Boim, H Mustawa, H Juri, H
Rokayah, haji siapa lagi yaa ?? Lupa saya !, yaa kami keluarga besar betawi,
yang dulu punya banyak tanah, namun sekarang sudah ludes dimakan kebutuhan,
bahkan termarjinalkan oleh pendatang baru yang rumahnya mentereng serta mobilnya
ngejreng, ko bisa ??
Ketika saya ngobrol dengan salah satu saudara saya Om Muluk, anaknya H.Boim, ada beberapa faktor kenapa kami kalah dengan pendatang, salah satu faktor yang saya tulis, kebanyakan dari kami lebih nafsih - nafsih ketika menjalani kehidupan, tau nafsih nafsih ?? itu mementingkan diri sendiri, tidak mengajak saudaranya ketika sukses, beliau mencontohkan, ketika salah satu dari keluarga kami sukses, kami datang kerumah saudara kami yang sukses, pasti saudara kami yang sukses ngomong, paling dateng mau minjem duit nih, beda dengan para pendatang, orang satu kampung aja dia bilang saudara, diajak saudaranya dari kampung untuk kerja di jakarta, di ajak untuk berbinis, diajak untuk tinggal di rumahnya, mereka lebih welcome, bahkan om saya bilang saudara istri saya yang orang medan, tidak sungkan untuk membuka tutup saji di dapur rumahnya ketika dia datang kerumah, artinya kedekatan yang di bangun melebihi kami suku asli..
Menurut. saya faktor lain, budaya
kami lebih malas di banding pendatang, para pendatang punya daya juang yang
luar biasa, lihat saja, para birokrat jawa, para pedagang cina, orang madura
pengepul barang rongsokan, para pedanga indomie rebus dari kuningan, mereka
lebih konsisten dalam bekerja, mereka kerja 25 jam dalam satu hari, sewaktu saya kerja di proyek telkom, hanya
saya orang betawi yang kerja di proyek tersebut, dari bos, sampai kuli di
dominasi sama jawa dan sunda, teman saya
sopir dari jawa bilang, kalau kami kerja dulu gaji belakangan, kalau orang betawi
elo gaji gue berapa ? Yaa belum kerja sudah minta gaji, begitu kata teman saya.
Yaa saya akui, kami memang kalah
satu set dengan teman teman pendatang, dulu kami punya "prinsip elu jual
gue beli" sekarang kayanya terbalik deh “gue jual elo beli”, semua banda
udah di jualin, tinggal harga diri yang belum di jualll (wahhh jangan sampe
dehhh Ohh Emm Giii..)
Tapi saya melihat sudah banyak
perubahan sekarang, saudara sepupuh saya sudah kelihatan sejahtera kalau di lihat
bentuk tubuh yang melebar, coleh Boy, colek firman, sama colek ijal juga…
Semoga
Sukses yaa bangsa betawi, dan semoga rezekinya minimal satu milyar perbulan..