Selasa, 21 Februari 2017

Berkumpul bersama pejuang aqidah...




Luar biasa suasana, 212 jilid dua kemaren, tumpah ruah, saya datang aga terlambat, setelah mengantar orderan ke sebuah restoran langganan saya, yang jarak hanya dua kilo meter dari senayan, saya mencari lokasi parkir kendaraan, awalnya saya  merapat dekat gedung manggala wana bakti, namun lokasi parkir motor sudah penuh, sayapun melaju ke arah seberang senayan, ternyata sudah banyak orang berkumpul, saya merapat disana, ketika azan zuhur berkumandang, saya mencari masjid terdekat, Maha Suci Alloh masjid di seberang senayan, telah menyiapkan ratus box makanan yang akan di bagikan ke peserta aksi, lepas sholat dan istirahat, aksi saya lanjutkan, sempet saya berfoto, sambil teman saya berujar, “semoga kita di kumpulkan bersama dalam surganya Allah”.

Berkumpul dengan orang sholeh dan  teman-teman pejuang aqidah menjadi keyakinan bagi saya, ketika di bangkitkan di hari pembalasan nanti, termasuk ke dalam golongan manakah saya, apakah masuk ke dalam pejuang aqidah, atau penghianat aqidah, dan semoga di akhirat nanti, tidak terjadi penyesalan yang luar biasa, karena secara sengaja dan sadar kita memilih pemimpin yang tidak beriman.

Jangan bicara akhirat, yang belum terjadi, begitu mungkin kata teman-teman, baik sedikit saya cerita tentang azab kubur, yang masih ada hubungan dengan akherat, bapak saya adalah pengurus masjid, beberapa tahun yang lalu, telah meninggal kerabat tetangga kami, dua hari setelah prosesi penguburan, terjadi perbedaan pendapat, dari keluarga besarnya, jenazah yang di kubur berada di lokasi kuburan kristen, bapak saya di minta memindahkan jenazah tetangga kami, sempat terjadi perdebatan panjang, bapak saya minta pertimbangan ustadz masjid, sang ustadz berpesan lebih baik di urungkan memindahkan jenazah tersebut, takut terkabar fitnah, namun keluarganya tetap kekeh ingin memindahkan jenazah tersebut, akhir dengan berat hati bapak saya terpaksa menjalakan tugas berat tersebut, di bantu petugas penggali kubur, sepulang dari proses penggalian dan pemindahan jenazah, bapak saya beristigfar berulang-ulang..ya Alloh kenapa dengan jenazah tersebut lidahnya terjulur panjang, dengan kain kafan terkoyak, seperti sebuah siksaan baru saja terjadi, dan ada kejadian aneh yang di alami bapak saya, selepas penguburan, bapak saya pergi ke sebuah dealer tempat pembayaran cicilan motornya, ada bau anyir mengikuti bapak saya, akhir bapak kembali ke kuburan tadi dan berdoa "ya alloh hilangkan bau anyir ini, biarlah pada tempatnya".
Sebuah kejadian yang benar terjadi . apakah kejadian tersebut bisa menjadi pelajaran untuk kita sebagai muslim, saya kembalikan kepada kalian, karena Allohlah yang membolak-balikan hati.

Dan perlunya kita berteman dengan orang sholeh, karena teman yang sholeh dapat menolong kita di akherat nanti, ketika teman yang sholeh sudah berada di dalam surga, mereka bertanya kemana si fulan yang dulu bersama kita duduk di majelis ilmu, kemana si fulan yang menyeru kebaikan, “Kata Allah mereka di neraka" cari teman mu yang di neraka ajak ke surga".

Untuk Saudaraku Sesama muslim
Sawangan, berkabut 22 Februari 2017

Sabtu, 18 Februari 2017

Untuk Saudaraku Sesama Muslim


Setahu saya, kalian masih muslim, setahu saya kalian masih sholat, setahu saya kalian berhijab, dan setahu saya juga,  KTP kalian masih islam, kenapa saya mesti sampaikan, karena kalian muslim, karena kalian adalah saudara seiman saya, andai kata, kalian adalah sahabat saya beragama non muslim, kepedulian saya tidak sebanding dengan kepedulian saya dengan kalian, namun karena kalian muslim, perlu saya sampaikan, mungkin sesekali kita duduk bareng di majelis ilmu, Insha Allah hati ini akan melunak, jika di sampaikan tentang kebenaran ayat-ayat Allah, hidayah itu perlu di jemput teman, hati itu perlu dichas dengan Qur’an, agar kita sama-sama memahami islam itu dengan utuh, tidak setengah-setengah.

Kalian memang sering membaca koran, kalian sering membaca.berita, kalian memang sering bergaul dengan kalangan orang-orang pintar, sehingga otak kalian smart, berwawasan luas, tetapi hati kalian perlu juga di kasih asupan nutrisi, asupan vitamin, dengan Al Qur’an, sehingga ketika ulama menyampaikan ayat Al Qur’an, tidak ada pembantahan terhadap ayat Allah, tidak ada penghinaan terhadap ulama, ini yang namanya Sami'na Wa Atho'na (Kami Mendengar dan Kami Taat)

Bagaimana mungkin hati ini ridho, membiarkan saudara kami sesama muslim tergelincir dalam pemikiran liberal, dan bagaimana mungkin hati ini ikhlas ketika saudara sesama muslim terus membenci para ulama. Banyak ayat mengingatkan, tentang mana yang haram, mana yang halal, mana pemimpin muslim, mana pemimpin kafir, tetapi kenapa hati kalian masih saja tertutup dengan kebenaran ayat Allah. Apakah hati kalian sudah beku dengan urusan akherat, atau hati kalian di selimuti hawa nafsu syaiton, saya tidak ingin mengatakan kalian adalah kaum munafikun, tetapi pemikiran dan sifat kalian mengarah kearah kaum munafikun.

Setiap kita di mintai pertanggung jawaban, hanya saling mengingatkan, dan kalian tahu kematian itu adalah suatu kepastian, kenapa kalian tidak mempersiapkan, kalian tahu Al Qur’an itu pedoman hidup, tetapi kenapa kalian tinggalkan, Kalian mengaku takut dengan api Neraka, tetapi kalian tidak berhenti melakukan maksiat/dosa, wahai teman jangan engkau gadaikan iman kalian hanya sekedar uang ratusan ribu, jangan engkau gadaikan aqidah kalian hanya dengan jabatan sesaat. Saya sampaikan karena Al Islamu huwa da’wah dan Al muslimmu huwa da’iyah, agama islam itu adalah agama da’wah dan setiap mulim itu ada da’i, dan saya sampaikan karena saya peduli dengan kalian, sebaik-baik teman adalah teman yang saling mengingatkan kebaikan.

Untuk negeri ku Baldatun Thayyibatun wa Rabbun Ghafur
Sawangan pagi hari dengan rintik hujan, 19 Februari 2017

Rabu, 08 Februari 2017

Sebagian masih terpanah sama Sordus.



Saya masih sangsi dengan keimanan umat islam di Indonesia yang mayoritas, kelihatannya saja banyak, padahal kenyataanya minoritas, coba tengok masjid di waktu subuh, paling cuma sebaris, atau malah hanya imam dan karpet saja, banyaknya umat islam cuma di moment tertentu, seperti lebaran, ramadhan, atau pilkada, semua berubah menjadi santun dan islami, yang perempuan tiba-tiba berjilbab rapat, yang laki-laki tiba-tiba bersorban putih. Sebagian masyarakat muslim terpanah, dengan sopan santun dan gaya berpakain mereka, menjelang pilkada kaum non muslimpun ikutan, bersorban putih, berpeci hitam, masuk keluar masjid, santuni banyak pesantren, berpidato diatas mimbar seperti seorang ustadz di depan jamaahnya, lagi-lagi umat islam terpanah sama mereka, dengan iming-iming perubahan lebih baik.

Mereka lebih mendengar sordus (sorban dusta), di banding ulama yang sebenarnya, saya membaca status teman saya di FB, "ayuu dukung paslon nomor nganu, untuk Jakarta sorga dunia", waduh setahu saya dia muslim, tapi dia memilih sorga dunia dibandingkan sorga akherat, bukan berarti paslon yang lain pasti masuk sorga di akherat nanti, tetapi ada ulama yang mengingatkan, akan manfaat dan mudorat dari masing-masing pasangan, ini yang namanya sami'na wa atho'na, sudah di ingatkan oleh ustadz, ehh ustadz malah di bully, edan tenan, kalian lebih percaya Sordus yaa, di bandingkan ulama ??? wajar saja sebagian umat islam, jadi kesetnya para sordus.

Ketika seorang pendeta, mengarahkan jamaahnya untuk memilih pasangan nganu, sebagai gubernur pada pilkada 2017, itu hal yang lumrah, jamaahnya ikut memilih nganu, berarti jaamaahnya adalah jaamaah yang taat, karena memilih seiman, bagi mereka adalah hal yang bisa di fahami secara psikologis.

Bukan saya merasa paling benar dalam memilih, tapi ada rujukan dalam kitab saya, bagaimana memilih pemimpin, ini yang namanya sentimen keimanan. Kalian sensitif dengan tulisan ini, saya juga sensi dengan tulisan kalian yang mendukung nganu..

Semoga Rezeki kalian satumilyar perbulan
Semoga Alloh buka pintu hidayah untuk kita semua
Sawangan 9 februari 2017

Rabu, 01 Februari 2017

Akhirnya kita ada pada fase ke empat




Bukan prediksi ahli nujum, 14 abad yang lalu kanjeng Nabi pernah berpesan : Akan datang kepada kalian masa kenabian, dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Kemudian, Allah akan menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa Kekhilafahan ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah; dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang kepada kalian, masa raja menggigit (raja yang dzalim), dan atas kehendak Allah masa itu akan datang. Lalu, Allah menghapusnya, jika Ia berkehendak menghapusnya. Setelah itu, akan datang masa raja diktator (pemaksa); dan atas kehendak Allah masa itu akan datang; lalu Allah akan menghapusnya jika berkehendak menghapusnya. Kemudian, datanglah masa Khilafah ‘ala Minhaaj al-Nubuwwah (Khilafah yang berjalan di atas kenabian). Setelah itu, Beliau diam”. [HR. Imam Ahmad] Hadis diatas diriwayatkan Ahmad, 4/273, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 5)

Bunyi redaksi hadist tentang pergantian zaman ini sepertinya selaras dengan prediksi Rasulullah shalla-llahu ‘alaihi wa sallam, coba baca fase ke empat, fase raja diktator, tengok di belahan dunia manapun, raja-raja diktator yang berkuasa saat ini sedang menghantam umat islam, berusaha menghancurkan umat islam,  negara super power dengan presiden baru sudah anti terhadap islam, tengok juga Siria, Mesir, dan di negeri kita juga sudah tampak betapa aleginya para pemimpin negeri ini dengan umat islam. kenapa selalu umat islam selalu di fitnah ? Kata mantan biarawati, banyaknya fitnah yang menimpa umat islam, tak lepas dari sifat agama islam yang sempurna, fitnah terjadi karena kesempurnaannya, mereka iri dan dengki dengan kesempurnaan tersebut" ujar Irena Handono" dalam temu akbar tokoh mualaf, rabu 2812 di Masjid Pondok Indah.

Pesan kanjeng nabi tersebut, di masa keempat, para raja diktator mulai menampakkan eksistensinya, para ulama atau siapapun yang berseberangan dengan raja diktator akan di habisi, upaya sistematis dalam memecah keutuhan bangsa sudah tampak di negeri kita. Kisruh Jakarta menjadi contoh betapa benci kalian terhadap umat islam, sampai bapak saya bercerita, ada warganya yang nasrani bermimpi akan ada perang saudara di Jakarta, bapak saya cuma berpesan, itu cuma bunga tidur bu, semoga Jakarta terhindar dari perang saudara ya bu, begitu dahsyatnya kisruh Jakarta hingga dia bermimpi seperti itu. Hanya Alloh yang tau kejadian kedepan, mari kita berlindung dari segala mara bahaya dunia.

Sedih melihat Negeri ini
Sawangan 2 Februari 2017

summer collection