Jumat, 20 Mei 2016

Udah tau sumur, masih aja nyebur !!



Hanya istilah aja teman, tulisan saya aga serius nihhh. Nah kalau baca tulisan saya pelan pelan yaa..
Saya punya lima rekning bank untuk transaksi bisnis saya, salah satunya bank tiga hurup milik pemerintah, yaa mungkin karena saldo aga lumayan untuk ukuran saya, saya di telpon oleh marketing kartu kredit bank tersebut, saya sudah menolak, namun kebujuk juga, dengan iming-iming ngga ada biaya iuran tahunan, dan sarannya ngga usah di pakai juga ngga apa apa, buat jaga jaga aja.. Dan akhirnya datanglah sang kurier mengirim form aplikasi kartu kredit. Setelah satu hari saya tanda tanganin form aplikasinya , saya di telpon kembali oleh pihak marketing, dengan sopannya dia mengucapkan terimakasih, form sudah saya terima, namun si marketing, menanyakan nama istri saya, nama saudara saya, dan nama ibu kandung saya, karena saya tidak curiga, saya sebutkan saja nama yang di minta, saya tanyakan kartu kreditnya kapan akan dikirim, dia menjawab satu minggu lagi pa.
 
Dua minggu kemudian saya main kerumah orang tua saya, di meja tamu sudah ada empat amplop berisi kartu kredit dengan jenis Visa dan Master, masing-masing tertulis di amplopnya nama istri,nama saudara serta ibu kandung saya, pas saya buka ada delapan kartu kredit atas nama saya, nama istri, nama kakak kandung serta nama ibu saya, dan yang mengejutkan serta membuat jantung saya berdebar, masing masing kartu kredit tersebut terdapat tagihan iuran tahunan, 600 ribu kartu utama, 300 ribu kartu tambahan.. Jadi total hutang yang tidak jelas tersebut berjumlah 1.5 juta..

Sayapun menelpon call center bank tersebut,untuk menutup semua kartu kredit saya, saya bilang ko ada iuran tahunannya ? Marketingnya bilang "bebas iuran, " satu persatu  nomor kartu kreditpun di catat pertanda kartu kredit saya sudah tidak bisa di pakai, namun saya di sarankan untuk ke kantor bank tersebut, karena malas untuk mengurusnya, saya abaikan saran call center, enam bulan kemudian masih ada tagihan kartu kredit utama saya sebesar 600rb, tapi aneh saya di telpon kembali oleh pihak bank dengan menanyakan bagaimana pemakain kartu kreditnya, saya jawab kartu kredit sudah saya patahin mba! saya pun menjelaskan bukan sudah saya tutup, saya tetap di sarankan untuk menutup kartu kredit tersebut di kantor.
Seperti sebuah jebakan batman saya harus terima hutang yang tidak pernah saya pakai.

Lain lagi cerita teman saya sewaktu kartu kredit macet, dia di telpon sama sang kolektor, dengan nada yang keras seperti tukang parkir di jalanan "terus terus, yaa stop" teman saya bilang, bapak nagihnya di pelabuhan tanjung priuk, saya lagi jadi tukang parkir nih, sudah ngga kerja lagi, semenjak itu colektor tidak pernah telpon lagi, kata teman saya..

Sudah tau sumur, ehh masih aja nyebur, begitulah kalimat judul diatas cocok buat saya dan teman saya, dan mungkin teman teman yang baca mengalami nasib yang sama, sudah tau kartu kredit itu riba alias haram ehh masih nekad juga. 
Biarin deh saya tercatat dalam daftar hitam bank indonesia, asal tidak tercatat dalam daftar hitam di surga kelak..

Selamat berlibur teman,
Semoga rezeki semua teman saya satu milyar perbulan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

summer collection