Hanya istilah aja teman, tulisan saya aga serius nihhh. Nah kalau
baca tulisan saya pelan pelan yaa..
Saya punya lima rekning bank untuk transaksi bisnis saya,
salah satunya bank tiga hurup milik pemerintah, yaa mungkin karena saldo aga
lumayan untuk ukuran saya, saya di telpon oleh marketing kartu kredit bank tersebut,
saya sudah menolak, namun kebujuk juga, dengan iming-iming ngga ada biaya iuran
tahunan, dan sarannya ngga usah di pakai juga ngga apa apa, buat jaga jaga aja..
Dan akhirnya datanglah sang kurier mengirim form aplikasi kartu kredit. Setelah
satu hari saya tanda tanganin form aplikasinya , saya di telpon kembali oleh
pihak marketing, dengan sopannya dia mengucapkan terimakasih, form sudah saya
terima, namun si marketing, menanyakan nama istri saya, nama saudara saya, dan
nama ibu kandung saya, karena saya tidak curiga, saya sebutkan saja nama yang
di minta, saya tanyakan kartu kreditnya kapan akan dikirim, dia menjawab satu
minggu lagi pa.
Dua minggu kemudian saya main kerumah orang tua saya, di meja
tamu sudah ada empat amplop berisi kartu kredit dengan jenis Visa dan Master, masing-masing
tertulis di amplopnya nama istri,nama saudara serta ibu kandung saya, pas saya
buka ada delapan kartu kredit atas nama saya, nama istri, nama kakak kandung
serta nama ibu saya, dan yang mengejutkan serta membuat jantung saya berdebar,
masing masing kartu kredit tersebut terdapat tagihan iuran tahunan, 600 ribu
kartu utama, 300 ribu kartu tambahan.. Jadi total hutang yang tidak jelas
tersebut berjumlah 1.5 juta..
Sayapun
menelpon call center bank tersebut,untuk menutup semua kartu kredit saya, saya
bilang ko ada iuran tahunannya ? Marketingnya bilang "bebas iuran, "
satu persatu nomor kartu kreditpun di
catat pertanda kartu kredit saya sudah tidak bisa di pakai, namun saya di
sarankan untuk ke kantor bank tersebut, karena malas untuk mengurusnya, saya
abaikan saran call center, enam bulan kemudian masih ada tagihan kartu kredit
utama saya sebesar 600rb, tapi aneh saya di telpon kembali oleh pihak bank
dengan menanyakan bagaimana pemakain kartu kreditnya, saya jawab kartu kredit
sudah saya patahin mba! saya pun menjelaskan bukan sudah saya tutup, saya tetap
di sarankan untuk menutup kartu kredit tersebut di kantor.
Seperti
sebuah jebakan batman saya harus terima hutang yang tidak pernah saya pakai.
Lain
lagi cerita teman saya sewaktu kartu kredit macet, dia di telpon sama sang
kolektor, dengan nada yang keras seperti tukang parkir di jalanan "terus
terus, yaa stop" teman saya bilang, bapak nagihnya di pelabuhan tanjung
priuk, saya lagi jadi tukang parkir nih, sudah ngga kerja lagi, semenjak itu
colektor tidak pernah telpon lagi, kata teman saya..
Sudah tau sumur, ehh masih aja nyebur, begitulah kalimat judul diatas cocok buat saya dan teman saya, dan mungkin teman teman yang baca mengalami nasib yang sama, sudah tau kartu kredit itu riba alias haram ehh masih nekad juga.
Biarin deh saya tercatat dalam daftar hitam bank indonesia, asal tidak tercatat dalam daftar hitam di surga kelak..
Selamat
berlibur teman,
Semoga
rezeki semua teman saya satu milyar perbulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar