Hati
hati dengan Hati
Istilah
judul diatas sebenarnya bersifat renungan dan himbaun ( Opening MC Di himbau
kepada tamu undangan untuk menjaga hatinya…karena hati adalah barang berharga
Anda, dangan nada suara mikroponis, seru
kali yaa kalau ada himbauan seperti ini…hahaha …), kenapa tiba-tiba saya menulis
tentang Hati.
Ini
kisahnya, tadi malam tepatnya sebelum magrib (06 Desember), saya baru sampai di
rumah orang tua saya untuk menginap, cuaca dari tempat tinggal saya sudah aga
mendung disertai hujan rintik-rintik, kamipun tetap meniatkan untuk pergi ke
rumah orang tua saya, karena memang sudah janji dengan kedua anak saya. Dan
akhirnya setelah berjalan satu jam lebih empat puluh lima menit tiga puluh detik
kamipun sampai, sepertinya hujan yang cukup deras baru saja selesai di rumah
orang tua saya, saya masuk gang kearah rumah saya, saya sapa engkong tua,
dengan sapaan kas saya, Kong misi kong, atau Assalamulaikum kong.. (sapaan bahasa
engkong yang berarti kakek), si engkong pun menjawab yaaaa tampa senyum, ya
memang sudah ciri khas dari engkong ini, mahal senyum istilah saya aja
kebalikan dari Murah senyum (di jual-di jual berapa sih harga senyum si engkong
tersebut, maaf kong) sampailah kami di
rumah orang tua saya, kedua anak saya masuk dan ibu sayapun kaget !! memang kami tidak memberi kabar akan datang,
ibu saya memeluk kedua anak saya, “Kangen Nenek”, sapanya.
Setelah
beberpa lama saya beristirahat, tiba-tiba di luar terdengar ada kegaduhan kecil,
ternyata si enghong tadi teriak-teriak, mana BP (inisial panggilan ke kakak
ipar saya), semenjak dia bangun rumah,
rumah gue jadi bocor, kalau masih bocor lagi, gue rubuhin nih rumah (dengan
Nada Tinggi, saya pernah menulis nada tinggi, cek apa itu nada tinggi)…
Ibu
saya langsung keluar dan menemui si engkong tadi, Iyaa Kong, coba besok di liat
dan tanya ke tukang yang lagi kerja, berusaha menenangkan, saya di dalam rumah
beserta bapak saya hanya bisa mendo’akan Yaa Alloh kalau saya ada rezeki saya
pindahkan rumah orang tua saya ke mediterania nih.. Bapak saya hanya menjawab dari
dalam dengan penuh emosi dan kata-kata yang lebih pedas lagi.. (maaf kata-kata
bapak saya tidak saya tulis)..
Andai kata
saya tipe kompor si api biru mungkin saya akan mengompori bapak saya tersebut,untungnya
saya tipe kompor sumbu yang di tiup langsung mati maksudnya untuk masalah tersebut,
saya tidak emosi, dan emosi saya tidak meledak-ledak, andaikata emosi saya meledak-ledak dan di
sambut oleh bapak saya,saya yakin akan terjadi Perang Armagedon, karena saya
tau persis bapak saya, saya hanya menenangkan bapak saya sabar jangan kemarahan
dibalas dengan kemarahan..
Sedikit
renungan buat saya adalah sumber kemarahan itu berawal dari hati yang iri hati, hati yang dengki dan
segala macam bentuk kedengkian yang lainya apakah si engkong tadi iri dan
dengki (hanya Alloh yang tau), Kata Utadz “ Sesungguhnya di dalam diri manusia
ada segumpal darah (hati), apabila hati itu baik maka baik pula seluruh diri
dan amal perbuatan manusia..
Hidup
adalah mesteri, lahir tumbuh besar, tua dan mati, lalu kalau hidup itu penuh
mestreri kenapa harus menyakiti..??? (pesan ini di sampaikan oleh…)
Selamat
berlibur teman
saya masih kerja nunggu siswa ko belum pada dateng yaa..
07
Desember 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar