Sabtu, 06 Desember 2014

Hati Hati dengan HATI

Hati hati dengan Hati

Istilah judul diatas sebenarnya bersifat renungan dan himbaun ( Opening MC Di himbau kepada tamu undangan untuk menjaga hatinya…karena hati adalah barang berharga Anda, dangan nada  suara mikroponis, seru kali yaa kalau ada himbauan seperti ini…hahaha …), kenapa tiba-tiba saya menulis tentang Hati.

Ini kisahnya, tadi malam tepatnya sebelum magrib (06 Desember), saya baru sampai di rumah orang tua saya untuk menginap, cuaca dari tempat tinggal saya sudah aga mendung disertai hujan rintik-rintik, kamipun tetap meniatkan untuk pergi ke rumah orang tua saya, karena memang sudah janji dengan kedua anak saya. Dan akhirnya setelah berjalan satu jam lebih empat puluh lima menit tiga puluh detik kamipun sampai, sepertinya hujan yang cukup deras baru saja selesai di rumah orang tua saya, saya masuk gang kearah rumah saya, saya sapa engkong tua, dengan sapaan kas saya, Kong misi kong, atau Assalamulaikum kong.. (sapaan bahasa engkong yang berarti kakek), si engkong pun menjawab yaaaa tampa senyum, ya memang sudah ciri khas dari engkong ini, mahal senyum istilah saya aja kebalikan dari Murah senyum (di jual-di jual berapa sih harga senyum si engkong tersebut, maaf kong)  sampailah kami di rumah orang tua saya, kedua anak saya masuk dan ibu sayapun kaget !!  memang kami tidak memberi kabar akan datang, ibu saya memeluk kedua anak saya, “Kangen Nenek”, sapanya.

Setelah beberpa lama saya beristirahat, tiba-tiba  di luar terdengar ada kegaduhan kecil, ternyata si enghong tadi teriak-teriak, mana BP (inisial panggilan ke kakak ipar saya), semenjak dia bangun  rumah, rumah gue jadi bocor, kalau masih bocor lagi, gue rubuhin nih rumah (dengan Nada Tinggi, saya pernah menulis nada tinggi, cek apa itu nada tinggi)…
Ibu saya langsung keluar dan menemui si engkong tadi, Iyaa Kong, coba besok di liat dan tanya ke tukang yang lagi kerja, berusaha menenangkan, saya di dalam rumah beserta bapak saya hanya bisa mendo’akan Yaa Alloh kalau saya ada rezeki saya pindahkan rumah orang tua saya ke mediterania nih.. Bapak saya hanya menjawab dari dalam dengan penuh emosi dan kata-kata yang lebih pedas lagi.. (maaf kata-kata bapak saya tidak saya tulis)..

Andai kata saya tipe kompor si api biru mungkin saya akan mengompori bapak saya tersebut,untungnya saya tipe kompor sumbu yang di tiup langsung mati maksudnya untuk masalah tersebut, saya tidak emosi, dan emosi saya tidak meledak-ledak,  andaikata emosi saya meledak-ledak dan di sambut oleh bapak saya,saya yakin akan terjadi Perang Armagedon, karena saya tau persis bapak saya, saya hanya menenangkan bapak saya sabar jangan kemarahan dibalas dengan kemarahan..

Sedikit renungan buat saya adalah sumber kemarahan itu berawal dari  hati yang iri hati, hati yang dengki dan segala macam bentuk kedengkian yang lainya apakah si engkong tadi iri dan dengki (hanya Alloh yang tau), Kata Utadz “ Sesungguhnya di dalam diri manusia ada segumpal darah (hati), apabila hati itu baik maka baik pula seluruh diri dan amal perbuatan manusia..

Hidup adalah mesteri, lahir tumbuh besar, tua dan mati, lalu kalau hidup itu penuh mestreri kenapa harus menyakiti..??? (pesan ini di sampaikan oleh…)

Selamat berlibur teman
saya masih kerja nunggu siswa ko belum pada dateng yaa..
07 Desember 2014



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

summer collection