Namanya cinta, semestinya dua arah,
kalau satu arah namanya monolog, kalau dua arah baru namanyan dialog, seperti
gayung tak bersambut, itu yang terjadi pada saya, ketika saya dulu mengejar
gadis impian berdarah aceh.
Awal tahun 2000an saya sempat
menjalin asrama dengan gadis keturunan aceh, namanya cinta apapun dilakukan,
janjian di kampusnya, menelpon di malam minggu, janjian di pengajian untuk
ngebahas sanlat, bahkan pergolakan gerakan separatis GAM, sampai perjanjian
helsinki, tidak luput juga saya ikuti, yang ada hubungan dengan aceh saya
pelajari, dan saya tidak rela banget kalau sampai aceh lepas dari NKRI, apalagi
si gadis aceh, tidak rela saya lepas, sampai sebegitunya saya, yaa karena atas
nama cinta, (preeeeeeet preeett kata istri saya).
Namun, ketika sang gadis aceh tersebut
meninggal, meninggalkan saya maksudnya, dia berpaling ke pemuda lain, dia lebih
memilih anak pejabat negara, yang punya kedudukan, yang punya wajah mirip
Sahrul Khan, di banding saya, yang anak seorang pejabat RW (bapak saya pernah
menjadi seketaris RW), wajah saya tidak mirip artis, tapi saya berteman dengan
artis sekarang, pupus sudah cinta saya terhadap gadis aceh tersebut, bahkan
pupus juga cinta saya terhadap aceh, dalam benak saya, mau aceh lepas, mau
tidak bukan urusan saya, artinya pupus juga cinta saya terhadap negeri ini.
Begitu kalau cinta tidak bersambut,
terkadang pola pikir diluar logika, gile loh dro, masa cinta sama gadis di samain dengan cinta terhadap negeri ini, tetapi itu dulu, saat ini saya tetap cinta
terhadap Negeri ini, saya cinta NKRI, karena saya sudah keliling hampir seluruh
kota besar di Indonesia, hanya Irian yang belum.
Semoga rakyat Indonesia tetap
mencintai negeri ini, walaupun pemerintah saat ini belum tentu mencintai
sepenuh hati.
Dirgahayu Negeri ku
Dirgahayu Indonesiaku yang ke 71
NKRI harga mati ga pakai discont.
Semoga negeri ini di jauhkan dari
pemimpin yang dzolim.
InsyaAlloh rakyat indonesia
rezekinya satu milyar perbulan
Dan Merdeka..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar