Rabu, 03 Agustus 2016

Untuk Renungan

Masih ingat betul dengan kata-kata guru bahasa Indonesia, sewaktu saya masih di SMA, bahwa pernikahan itu bukan hanya milik dua pasang pengantin, tetapi milik dua keluarga besar yang bersatu, bisa jadi dua suku bangsa yang berbeda, menjadi satu. Satu suku pun akan sulit bersatu, jika kita tidak bisa merawat cinta, hari itu engkau akan berkomitmen merawat cintamu, berapa banyak dari orang yang saya temui kandas pernikahnya, cinta itu perlu kesabaran wahai adikku.

Suatu hari ada sms masuk, ke hp saya, pengirim sms mengira, no hp saya adalah nomor ustadzah mamah dedeh, sms tersebut  “curhat dong mah” isinya keluh kesah permasalahan suami yang tidak pulang kerumah, saya jawab saya bukan mamah dedeh, saya management ustadz dan artis, bisa saya bantu ? Sms pun di jawab, boleh saya telepon ? Silahkan tapi saya bukan ustadz. Setelah panjang lebar menelpon, Saya hanya menyarankan, agar suami ibu menulis semua keburukan dan kebaikan yang ada pada dirinya, begitu juga sebaliknya, ibu menulis kebaikan serta keburukan sang suami, dari uang gaji yang tidak jujur di berikan, memberi jatah orang tua tampa kompromi, suami pindah kerja tanpa sepengetahuan, pihak keluarga suami yang selalu ikut campur, mengubar umbar kebaikan di depan keluarga lainya, sampai bercanda dengan nada kasar, perlakuan yang tidak menyenangkan, di hina di belakang, dan sebagainya.

Saya menyarankan kebaikan dan keburukan di tulis dan di tanda tangani di atas materai, setelah masing masing ditulis, kemudian tukar, yang ibu tulis di serahkan ke suami, dan suami juga menyerahkan ke ibu, lebih banyak mana kebaikan atau keburukan, jika masing - masing keburukan lebih banyak silahkan ibu ke Pengadilan untuk minta certai, atau minta di pulangkan ke orang tua, tapi jika kebaikan lebih banyak silahkan rajut kembali hubungan rumah tangga ibu. seribu kebaikan tidak ada artinya jika ibu ungkit satu keburukan suami dan sebaliknya. Inti dari permasalahan ibu tersebut, si ibu  tidak berusaha untuk mencintai keluarga besar sang suami, begitu juga sang suami tidak bisa menjadi imam dalam keluarganya. Terkahir saya hanya menyaranakan, banyak berdo'a dan bersedekah, siapa tau dengan do’a dan sedekah bisa merubah keharmonisan rumah tangga ibu.

Renungan untuk adik ku yang akan menikah tanggal 03 September 2016
Renungan juga untuk diri saya. 
InsyaAlloh rezeki kalian 1 milyar perbulan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

summer collection